Nomor Satu Kaltim
    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS
    Jumat, 27 Januari 2023
    Breaking News :
    • Sudah Tewas, Mahasiswa UI Korban Tabrak Lari Jadi Tersangka
    • Parlemen Kaltim Tak Setuju Pencabutan Subsidi Pupuk
    • WALHI Kritisi Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur
    • Subsidi Pupuk Dibatasi, DP3 Balikpapan Rekomendasikan Bahan Organik
    • DKP Kaltim Sebut Penangkapan Ikan Terukur Jaga Kelestarian
    • Hadiri Pelantikan Pengurus PWI Paser, Fahmi Ajak Pers Ikut Bangun Bangsa
    • Sampah Daun Kering 100 Kilogram Sehari, Pelajar SMP di Paser Bikin Pupuk Kompos
    • Danrem 091/ASN: Mendukung IKN, Korem Akan Dipenuhi 100%
    • Eksploitasi Satwa Langka Masih Terjadi, BKSDA Kesulitan Bukti
    • Barang Enak
    Nomor Satu Kaltim
    Twitter Facebook Instagram YouTube Telegram RSS
    • Utama
      • Lapsus
    • Metropolis
      • Balikpapan
      • Samarinda
    • Daerah
      • Kutim
      • Kukar
      • Kubar
      • Bontang
      • Penajam
      • Paser
      • Berau
      • Mahulu
      • Kaltara
    • Ekonomi
      • Perbankan
      • Pajak
      • SAHAM
      • Oil and Gas
    • Nasional
      • COVID-19
      • Politik
    • Disway
      • Catatan Dahlan Iskan
      • Catatan Rizal Effendi
      • Kolom Redaksi
    • Ragam
      • Olahraga
      • Podcast
        • Video Terbaru
        • LIVE
      • Feature
      • Opini
      • Cerita Rakyat
      • Hiburan & Gaya Hidup
      • Clearing Hoax
      • Resep
      • Index Berita
    • Advertorial
      • DPRD Kutai Timur
    • Network
      • Nomor Satu Utara
      • DI’s Way
    Nomor Satu Kaltim
    Home»Index Berita»Disway»Catatan Dahlan Iskan»Tunggu Ahli
    Catatan Dahlan Iskan

    Tunggu Ahli

    By Devi AlamsyahJumat, 9 Desember 2022, 08:00 WITA6 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email
    dahlan iskan
    Bagikan
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    SAYA ke rumah Fadillah Munajat di Cianjur. Rabu petang kemarin. Ia bukan korban gempa bumi yang paling menderita. Ia wartawan kami, Radar Cianjur. Ia tokoh di kampungnya itu: Cibeleng Hilir.

    Fadillah juga bukan yang paling parah di antara 6 wartawan kami yang rumahnya jadi korban gempa. Gempa tidak pilih-pilih. Saya yang pilih-kasih.

    Hari sudah gelap. Hujan kian deras. Rumah Fadillah masih 20 menit dari kota Cianjur. Ke arah barat daya. Yang lain lebih jauh lagi. Perjalanan saya dari Subang ke Cianjur ternyata lebih lama dari perkiraan. Saya pilih lewat Ciater, Tangkuban Perahu, Lembang, dan Padalarang. Harus mampir makan siang pula di Asstro, Assep Stroberi.

    Dulu tidak ada rumah makan ini. Saya kagum melihat keindahannya: besarnya, tata ruangnya, desain bangunannya dan lingkungan sekitarnya. Semua sudut dibuat Instagramable. Ada kebun teh bersusun-susun. Ada gunung Tangkuban Perahu di belakangnya.

    Fadil tinggal di tenda. Bersama istri dan dua anaknya. Tapi saya ingin ke rumahnya dulu. Ingin lihat tingkat kerusakannya. Benteng belakang rumah itu retak menganga. Tangga ke lantai dua itu seperti terpisah dari benteng itu โ€“orang Sunda menyebut tembok dengan benteng.

    Harapan Fadil โ€“dan harapan korban gempa setingkat Fadilโ€“ adalah kedatangan tenaga ahli. Mungkin mahasiswa tingkat akhir teknik sipil dan pembimbingnya. Yang mau jadi relawan pemeriksa tingkat keamanan rumah.

    Orang seperti Fadil akan ikut saja kata ahli bangunan itu. Kalau mereka menilai masih aman untuk ditinggali Fadil akan pulang. Ia akan meninggalkan tenda.

    Mungkin lebih 50 persen korban gempa Cianjur masuk kategori seperti Fadil. Kalau ahli bilang tidak bisa lagi ditempati, Fadil akan membongkar rumah itu. Bongkar total. Untuk dibangun kembali. Kalau uangnya cukup.
    Tenda yang ditempati keluarga Fadil berada di sebuah ladang kacang dan porang. Sekitar 50 depa dari rumahnya. Dekat sekali.

    Fadil yang menemukan lokasi itu. Ia dituakan di kampung itu meski usianya baru 42 tahun. Fadil juga tahu siapa yang punya ladang itu. Maka, jam 4 sore, dua jam setelah gempa, Fadil menemui pemilik ladang. Pensiunan polisi. Sekitar 20 menit naik sepeda motor dari rumah retaknya.

    Pemilik kebun mengizinkan bangun tenda di ladang kacang itu. Maka malam itu juga, ketika penduduk di gang itu sudah menggelar terpal di bawah pohon di pinggir jalan tenda-tenda dipasang. Untung tidak hujan malam itu. Gempa susulan susul-menyusul. Ringan di angkanya tapi berat di perasaan warga.

    Kacang tanah dan porang itu dibabat. Tanah diratakan. Sekitar 20 tenda bisa didirikan di kebun itu. Satu tenda untuk satu keluarga. Bisa sangat pribadi.

    Saya masuk ke dalam tenda keluarga Fadil. Hujan membuat jalan setapak menuju tenda itu dialiri air. Tenda Fadil yang paling ujung. Saya melewati tenda-tenda tetangganya. Semua sudah senyap. Mungkin sudah pada tidur.

    Di dalam tenda Kang Fadil ini terlihat dua kasur besar terhampar di situ. Lantainya terbuat dari terpal. Di seputar tenda dibuatkan aliran air. Agar di saat hujan seperti ini air tidak masuk ke dalam tenda.

    Pesawat TV dari rumahnya ia angkut ke dalam tenda. Demikian pula dispenser. Hanya dua barang itu yang ada di dalam tenda. Barang lainnya, termasuk pakaian, tetap di rumah yang retak. Alat-alat dapur ada di dapur umum. Di sebelah kompleks tenda.

    Tenda Fadil bahkan berpintu. Kusen dan pintu kayu itu diminta dari rumah yang roboh total akibat gempa. Beberapa rumah di dekat situ memang roboh total. Ada yang mobil Xenia-nya masih terimpit di bawah reruntuhan.

    Rumah mertua Fadil termasuk yang roboh total. Ibu mertuanya tergencet lemari yang roboh. Menantunyi mengungkit lemari itu. Lalu menggendong sang ibu mertua ke pinggir jalan. Korban dan kehancuran terbanyak di arah barat kota. Di lereng Gunung Gede.

    Rumah mertua itu berada di gang sebelah rumah Fadil. Sangat dekat. Di situ tinggal ibunya, adiknya dan suami adiknya. Mertua laki-laki Fadil sudah lama meninggal dunia. Jauh sebelum Fadil jadi menantunya.

    Ayah mertua itu yang dulu membeli tanah yang kini ditempati rumah Fadil. Fadil mengenal istrinya sebagai sesama penggemar radio GSP, almarhum. Yakni saat sesama pendengar mengadakan copy darat. Lalu Fadil sering mengirim salam dan lagu lewat radio yang sama. Akhirnya kawin.

    Waktu itu Fadil belum jadi wartawan. Ia masih bekerja di perusahaan mebel Olympic. Setelah menjadi wartawan Radar Cianjur โ€“pesaing berat Cianjur Ekspress yang pemiliknya samaโ€“ Fadil sering melihat Google. Ia cari-cari model bangunan rumah minimalis. Selama satu minggu Fadil membanding-bandingkan gambar di Google. Hasilnya ia rundingkan dengan istri. Setuju. Pilih yang itu. Fadil akan membangun rumah di tanah mertua persis seperti rumah yang ada di Google.

    Fadil pun menemui tukang di kampung itu. Ia dikenal sudah biasa membangun rumah. Rumah di seberang tanah mertua itu pun orang itu yang membangun.

    Maka Fadil menyerahkan foto dari Google itu. “Tolong bangunkan rumah persis di gambar ini,” kata Fadil pada tukang tersebut.

    Fadil tidak memberi arahan apa pun. Soal fondasi, balok dan slop diserahkan sepenuhnya pada tukang tersebut. “Saya tidak mengerti apa-apa soal bangunan,” katanya.

    Maka rumah Fadil dibangun tanpa gambar konstruksi. Ia tidak pernah memikirkan untuk memakai jasa arsitektur. Anggapannya: arsitektur itu mahal.

    Tiap hari Fadil menengok orang itu mengerjakan rumahnya. Hanya satu orang itu yang bekerja, ditambah satu pembantu tukang. Empat bulan selesai. Fadil tidak pernah melakukan koreksi apa pun terhadap karya tukang tersebut. “Saya masih ingat ongkos tukang itu, Rp 100.000/hari. Pembantunya Rp 80.000/hari,” katanya. Itu tahun 2017.

    Rumah itu dua lantai. Saya tidak berani naik ke lantai atas. Takut roboh. Yang jelas, rumah ini belum lunas. Biaya membangun tadi ia dapat dari kredit bank: Rp 200 juta. “Baru dua tahun lagi lunas,” katanya.

    Saat gempa terjadi, 21 November jam 13.21, Fadil akan berangkat kerja. Tapi anak keduanya rewel. Si anak tidak mau sekolah. Jam segitu seharusnya si anak masuk sekolah agama. Lokasi sekolah itu di sebuah rumah ustad yang hanya selisih tiga rumah dari rumah retaknya. Si anak sekolah TK pagi hari, lalu sekolah agama sore hari.

    “Hari itu ia tidak mau sekolah sore. Rewel. Minta ikut saya pergi ke kantor,” ujar Fadil.

    Maka si anak diajak muter-muter dulu. Bersama ibunya. Di tengah jalan terjadilah gempa. Ia bergegas membalik mobil. Pulang. Dari luar rumahnya terlihat utuh. Ia lihat rumah ustad yang untuk sekolah agama itu runtuh. Empat murid meninggal di dalam reruntuhan. Jumlah itu mestinya lima kalau si anak tidak rewel.

    Saya melewati reruntuhan itu menuju ladang kacang yang sudah jadi kebun tenda. Hari sudah hampir pukul 9 malam. Hujan masih terus turun renyai-renyai. Suara orang salawatan datang dari dalam sebuah tenda. Hanya suara salawat nabi itu yang memecah kesunyian malam. Selebihnya gelap. Senyap. Basah. Udara dingin. (Dahlan Iskan)

    Cibeleng Hilir gempa cianjur korban gempa cianjur
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    Berita Terkait

    Barang Enak

    Jumat, 27 Januari 2023, 08:00 WITA4 Mins Read

    Brandon Assamariyyun

    Kamis, 26 Januari 2023, 08:09 WITA5 Mins Read

    Hibah Salah

    Rabu, 25 Januari 2023, 08:00 WITA3 Mins Read

    Komentar Batalkan balasan

    dahlan iskan
    • Terbaru
    • Populer
    Jumat, 27 Januari 2023, 17:49 WITA

    Sudah Tewas, Mahasiswa UI Korban Tabrak Lari Jadi Tersangka

    Jumat, 27 Januari 2023, 17:26 WITA

    Parlemen Kaltim Tak Setuju Pencabutan Subsidi Pupuk

    Jumat, 27 Januari 2023, 17:12 WITA

    WALHI Kritisi Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur

    Jumat, 27 Januari 2023, 16:54 WITA

    Subsidi Pupuk Dibatasi, DP3 Balikpapan Rekomendasikan Bahan Organik

    Jumat, 27 Januari 2023, 16:00 WITA

    DKP Kaltim Sebut Penangkapan Ikan Terukur Jaga Kelestarian

    Selasa, 9 Juli 2019, 07:23 WITA

    Polling Wali Kota Balikpapan 2020

    Kamis, 26 Maret 2020, 18:45 WITA

    Disdukcapil Balikpapan Sediakan Layanan Online

    Selasa, 5 Mei 2020, 11:08 WITA

    Beraktivitas di Bawah SUTT Masih Aman

    Selasa, 24 November 2020, 10:32 WITA

    Mencegah Sengatan Listrik saat Banjir

    Jumat, 21 Agustus 2020, 13:48 WITA

    Bantuan Langsung Tunai UMKM di Kaltim Cair

    Komentar Terbaru
    • Obednego pada Pertamina Buka Peluang Bangun SPBN
    • Wisnu pada Haji Asengย 
    • Andi yunianto pada Tambang Ilegal di Tahura, Catut Nama Pangdam VI Mulawarman dan Kapolda Kaltim
    • Ipo pada Pailit Elit
    • Trino Junaidi pada Besok, 3 Ribu Masyarakat Adat Kutai Kembali Cat Jembatan Kartanegara Jadi Kuning Sakral

    Tentang Kami

    ๐๐จ๐ฆ๐จ๐ซ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ ๐Š๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฆ๐ž๐๐ข๐š ๐ข๐ง๐Ÿ๐จ๐ซ๐ฆ๐š๐ฌ๐ข ๐๐š๐ง ๐›๐ข๐ฌ๐ง๐ข๐ฌ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ฎ๐ฌ๐ฎ๐ง๐  ๐ข๐ง๐ฌ๐ฉ๐ข๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐š๐ค๐š๐ฅ ๐ฌ๐ž๐ก๐š๐ญ. ๐Œ๐ž๐ง๐ฒ๐š๐ฃ๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ฎ๐๐ฎ๐ญ ๐ฉ๐š๐ง๐๐š๐ง๐  ๐›๐š๐ซ๐ฎ ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐š๐ค๐ง๐š๐ข ๐ฉ๐ž๐ซ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ฐ๐š ๐๐š๐ซ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ข ๐›๐ž๐ซ๐›๐ž๐๐š. ๐Œ๐ž๐๐ข๐š ๐ข๐ง๐ข ๐ฆ๐š๐ฌ๐ข๐ก ๐ญ๐ž๐ซ๐ ๐š๐›๐ฎ๐ง๐  ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ƒ๐ข๐ฌ๐ฐ๐š๐ฒ ๐๐ž๐ฐ๐ฌ ๐๐ž๐ญ๐ฐ๐จ๐ซ๐ค (๐ƒ๐๐) ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐ข๐›๐ข๐ง๐š ๐ƒ๐š๐ก๐ฅ๐š๐ง ๐ˆ๐ฌ๐ค๐š๐ง.

    Hubungi Kami

    ๐๐€๐‹๐ˆ๐Š๐๐€๐๐€๐:
    ๐Š๐จ๐ฆ๐ฉ๐ฅ๐ž๐ค๐ฌ ๐Œ๐š๐ฉ๐ฉ๐ฅ๐ž ๐๐ฅ๐จ๐ค ๐€ ๐Ÿ” ๐๐จ๐ซ๐ง๐ž๐จ ๐๐š๐ซ๐š๐๐ข๐ฌ๐จ, ๐๐š๐ฅ๐ข๐ค๐ฉ๐š๐ฉ๐š๐ง ๐’๐ž๐ฅ๐š๐ญ๐š๐ง.
    ๐“๐ž๐ฅ๐ž๐ฉ๐จ๐ง :
    ๐Š๐š๐ง๐ญ๐จ๐ซ : +๐Ÿ”๐Ÿ ๐Ÿ“๐Ÿ’๐Ÿ ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ‘๐Ÿ” ;
    ๐‘๐ž๐๐š๐ค๐ฌ๐ข : +๐Ÿ”๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ-๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ๐Ÿ-๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ“๐ŸŽ ;
    ๐ˆ๐ค๐ฅ๐š๐ง : +๐Ÿ”๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ-๐Ÿ“๐ŸŽ๐Ÿ–๐Ÿ–-๐ŸŽ๐Ÿ“๐Ÿ•๐Ÿ“

    ๐’๐€๐Œ๐€๐‘๐ˆ๐๐ƒ๐€:
    ๐‰๐ฅ. ๐†๐š๐ญ๐จ๐ญ ๐’๐ฎ๐›๐ซ๐จ๐ญ๐จ ๐†๐ . ๐Ÿ๐Ÿ’ ๐Š๐ž๐ฅ. ๐๐š๐ง๐๐š๐ซ๐š, ๐Š๐ž๐œ. ๐’๐ฎ๐ง๐ ๐š๐ข ๐๐ข๐ง๐š๐ง๐ , ๐Š๐จ๐ญ๐š ๐’๐š๐ฆ๐š๐ซ๐ข๐ง๐๐š.
    ๐ˆ๐ค๐ฅ๐š๐ง : ๐ŸŽ๐Ÿ–๐Ÿ๐Ÿ‘๐Ÿ’๐Ÿ–๐Ÿ’๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ

    ๐„๐ฆ๐š๐ข๐ฅ #๐Ÿ: ๐ง๐จ๐ฆ๐จ๐ซ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ๐ค๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ[๐š๐ญ]๐ ๐ฆ๐š๐ข๐ฅ[๐๐จ๐ญ]๐œ๐จ๐ฆ
    ๐„๐ฆ๐š๐ข๐ฅ #๐Ÿ: ๐๐ข๐ฌ๐ค๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ[๐š๐ญ]๐ ๐ฆ๐š๐ข๐ฅ[๐๐จ๐ญ]๐œ๐จ๐ฆ

    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS

    ๐๐จ๐ฆ๐จ๐ซ ๐’๐š๐ญ๐ฎ ๐Š๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ ๐ญ๐ž๐ซ๐ฏ๐ž๐ซ๐ข๐Ÿ๐ข๐ค๐š๐ฌ๐ข ๐ƒ๐ž๐ฐ๐š๐ง ๐๐ž๐ซ๐ฌ ๐๐ž๐ง๐ ๐š๐ง ๐๐จ๐ฆ๐จ๐ซ ๐Ÿ•๐Ÿ–๐Ÿ•/๐ƒ๐-๐•๐ž๐ซ๐ข๐Ÿ๐ข๐ค๐š๐ฌ๐ข/๐Š/๐ˆ๐—/๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ

    Copyright ยฉ 2020 byย NomorSatuKaltim.comย 

    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact
    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.