Nomor Satu Kaltim
    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS
    Kamis, 9 Februari 2023
    Breaking News :
    • DKP Kaltim Fokus Genjot Produksi Perikanan
    • Gubernur Isran Minta Pemuda Kaltim Kembangkan Industri Pertanian
    • Balikpapan Cetak Puluhan Petani Milenial
    • Ini Isi Pidato Lengkap Jokowi di Hari Pers Nasional 2023
    • Jokowi Nilai Pers Indonesia Tidak Dalam Kondisi Baik
    • Jembatan Long Lamcin Masuk KBK, Pemerintah Daerah Usulkan Pinjam Pakai Lahan
    • PON XXI Aceh-Sumut Dijadwalkan September 2024
    • Naturalisasi Migrasi Penghuni IKN Nusantara
    • Rp 8 Triliun Disiapkan Kemenkeu untuk Dana Insentif Fiskal Daerah
    • Peringati HUT Balikpapan, 204 Ribu Benih Ikan Bakal Disebar
    Nomor Satu Kaltim
    Twitter Facebook Instagram YouTube Telegram RSS
    • Utama
      • Lapsus
    • Metropolis
      • Balikpapan
      • Samarinda
    • Daerah
      • Kutim
      • Kukar
      • Kubar
      • Bontang
      • Penajam
      • Paser
      • Berau
      • Mahulu
      • Kaltara
    • Ekonomi
      • Perbankan
      • Pajak
      • SAHAM
      • Oil and Gas
    • Nasional
      • COVID-19
      • Politik
    • Disway
      • Catatan Dahlan Iskan
      • Catatan Rizal Effendi
      • Kolom Redaksi
    • Ragam
      • Olahraga
      • Podcast
        • Video Terbaru
        • LIVE
      • Feature
      • Opini
      • Cerita Rakyat
      • Hiburan & Gaya Hidup
      • Clearing Hoax
      • Resep
      • Index Berita
    • Advertorial
      • DPRD Kutai Timur
    • Network
      • Nomor Satu Utara
      • DI’s Way
    Nomor Satu Kaltim
    Home»Index Berita»Disway»Catatan Dahlan Iskan»Tri Dharma
    Catatan Dahlan Iskan

    Tri Dharma

    By Devi AlamsyahKamis, 19 Januari 2023, 08:09 WITA5 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email
    dahlan iskan
    Bagikan
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    MENJELANG Imlek ini seorang pimpinan kelenteng menurunkan papan nama. Lalu menggergajinya. Ia marah, tapi tidak tahu harus marah ke siapa: organisasi kelenteng yang ia ikuti tidak kunjung rukun.

    “Saya tidak mau lagi ikut organisasi. Toh tidak banyak gunanya,” ujar pimpinan kelenteng tersebut. “Kelenteng saya akan berdiri sendiri. Tidak ikut organisasi apa pun,” tambahnya.

    Begitulah situasi organisasi kelenteng di bawah Perhimpunan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Indonesia. Terutama sejak ketua umumnya yang legendaris itu meninggal dunia: Ongko Prawiro.

    Ongko adalah bos besar pabrik kertas PT Jaya Kertas. Ia meninggal setahun yang lalu. Pekan lalu pengurus kelenteng dari berbagai daerah ke Surabaya. Resminya mereka memperingati setahun meninggalnya Ongko. Agenda lainnya untuk baku dapa: mencoba bersatu kembali. Mereka berkumpul di depan altar untuk mengenang kepemimpinan Ongko yang damai.

    Peringatan itu dilakukan di rumah duka komersial Grand Heaven. Di salah satu ruang di lantai 7. Grand Heaven adalah rumah kematian yang baru Surabaya. Menjadi pesaing rumah duka lama: Adi Jasa.

    Grand Heaven seperti hotel bintang lima. Bahkan banyak yang mengira itu memang hotel. Betul saja, itu memang hotel: bagi orang yang telah meninggal dunia. Mobil pengangkut mayatnya pun menarik: bertulisan journey to heaven.

    Format peringatan satu tahun Pak Ongko itu persis seperti mesong: seolah jenazah Pak Ong masih ada di situ.
    Masing-masing pengurus maju ke altar. Ada foto besar pak Ongko di atas altar itu. Mereka pun secara secara bergilir membakar yosua. Menggerak-gerakkannya seperti sembahyang. Lalu menancapkan yosua menyala itu ke pot yang diisi abu. Mereka lantas menghormat ke foto pak Ong yang ada di atas altar.

    Saya lihat tiga orang datang dari sejauh Palembang. Di Palembang kelenteng anggota Tri Dharma memang paling banyak: 70 kelenteng. Ada juga dari Riau. Di sana anggotanya juga banyak.

    Baca Juga:  Rumah Semeru

    Kelenteng Tri Dharma adalah kelenteng untuk umat Tao, Buddha dan Konghucu. Awalnya ini soal politik. Sejak peristiwa tahun 1965, Konghucu tidak boleh hidup. Kelentengnya ditutup. Tapi kenyataannya kelenteng Konghucu terlalu banyak. Maka secara politis dicarikan jalan keluar: dijadikan kelenteng Tri Dharma. Nama Konghucu ”disembunyikan” di balik Buddha.

    Lama-lama Tri Dharma seperti agama tersendiri. Bahkan sempat ada yang ingin membuat kitab suci Tri Dharma. Ongko Prawiro jadi ketua umumnya. Anda sudah kenal Ongko: ia orang kaya yang punya anak 39 orang. Dari 4 istri. Bukan karena mau poligami, tapi untuk mistis. Ia percaya: istri tuanya akan meninggal kalau ia tidak kawin lagi. Pun istri keduanya dan ketiganya.

    Ayah Ongko termasuk orang terkaya di Surabaya. Ia tuan tanah. Hampir separo Kembang Jepun milik ayah Ongko. Raja tanah. Setara dengan Baswedan, kakek Anies Baswedan. Ongko punya hotel terbaik di Surabaya pada zamannya: Hotel Olympic Keputran. Ia juga punya hotel Niagara di Lawang, Malang, yang unik itu.

    Anak-anak Ongko tidak ada yang mau jadi ketua umum Perhimpunan Tempat Ibadat Tri Dharma (PTITD) se Indonesia. Sekaligus Ketua Umum Majelis Rohaniwan Tri Dharma Se-Indonesia (Martrisia).

    Sejak Ongko meninggal sudah ditunjuk pejabat ketua umum: Ko Sik Kian. Rupanya ada yang tidak sepakat. Sekelompok pengurus mengangkat David dari Magelang sebagai ketua umum.

    Ko Sik Kian memang aktif di Tri Dharma tapi bukan kelompok orang kaya. David kaya raya. Punya bisnis karoseri terkenal di Magelang. Kedua kubu tidak bisa bersatu.

    Memang segera ada Muktamar Tri Dharma. Sebentar lagi. Setelah Cap Go Meh. Mungkin tanggal 14 Februari. Bisa saja Muktamar itu jadi jalan penyatuan. Atau justru resmi menjadi dua.

    Baca Juga:  Vaksin Itu Lagi

    “Kalau saya sudah bulat akan independen saja,” ujar Tony, pimpinan Kelenteng Gudo, luar kota Jombang. Setelah reformasi tahun 1998, zaman berubah. Pun soal keagamaan. Konghucu sudah diakui sebagai agama resmi. Oleh Presiden Gus Dur. Konghucu tidak perlu lagi bersembunyi di balik Tri Dharma.

    Budha juga sudah punya organisasi sendiri. Bahkan tidak satu. Konghucu juga sudah punya organisasi sendiri: Matakin. Hanya Tao yang belum terdengar punya organisasi mandiri.

    Meski memisahkan diri dari Tri Dharma, kelenteng Gudo tidak akan jadi Tao, Konghucu atau Buddha. “Kelenteng Gudo akan jadi kelenteng untuk semua,” ujar Tony.

    Ia menceritakan, kalau di satu kelenteng hanya ada patung Buddha, yang datang tidak banyak. Pun kalau hanya ada patung Konghucu. “Kelenteng kami harus pasang banyak dewa. Agar permintaan apa saja bisa disampaikan ke dewa yang terkait,” katanya.

    “Permintaan orang itu kan macam-macam. Ada yang minta kaya, minta sehat, minta panjang umur, minta anak, minta jodoh, dan banyak lagi. Masing-masing ada dewanya,” katanya.

    Kelenteng Gudo punya lebih dari 20 dewa. Sekarang lagi membangun lagi satu ruangan sembahyang. Dewa-dewanya sudah didatangkan. Tinggal dipasang. Terlalu banyak yang datang ke Gudo. Yang ada sekarang tidak cukup lagi. Masih akan ditambah dengan dewa yang lain lagi.

    Tony juga lagi mempersiapkan untuk ikut festival budaya di Malioboro, Yogyakarta. Ia akan arak sebagian dewa kelenteng Gudo di festival itu.

    Tapi kenapa sampai papan nama kelenteng itu digergaji? Tidak eman-eman?

    โ€œSaya gergaji sedikit saja kok. Untuk divideo saja. Kayunya baik. Kayu kuno. Sayang kalau dirusak,” ujar Tony yang juga dalang wayang Potehi.

    Imlek datang lagi akhir minggu ini. Tri Dharma titip nasib baik untuk bisa bersatu kembali. (Dahlan Iskan)

    Kelenteng Ongko Prawiro Perhimpunan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Tri Dharma
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    Berita Terkait

    Abad Banser

    Rabu, 8 Februari 2023, 08:09 WITA5 Mins Read

    Bakar 1.500 T

    Selasa, 7 Februari 2023, 08:09 WITA5 Mins Read

    Fikih Berubah

    Senin, 6 Februari 2023, 08:00 WITA3 Mins Read

    Komentar Batalkan balasan

    dahlan iskan
    • Terbaru
    • Populer
    Kamis, 9 Februari 2023, 17:35 WITA

    DKP Kaltim Fokus Genjot Produksi Perikanan

    Kamis, 9 Februari 2023, 16:21 WITA

    Gubernur Isran Minta Pemuda Kaltim Kembangkan Industri Pertanian

    Kamis, 9 Februari 2023, 15:07 WITA

    Balikpapan Cetak Puluhan Petani Milenial

    Kamis, 9 Februari 2023, 13:26 WITA

    Ini Isi Pidato Lengkap Jokowi di Hari Pers Nasional 2023

    Kamis, 9 Februari 2023, 13:07 WITA

    Jokowi Nilai Pers Indonesia Tidak Dalam Kondisi Baik

    Selasa, 9 Juli 2019, 07:23 WITA

    Polling Wali Kota Balikpapan 2020

    Kamis, 26 Maret 2020, 18:45 WITA

    Disdukcapil Balikpapan Sediakan Layanan Online

    Selasa, 5 Mei 2020, 11:08 WITA

    Beraktivitas di Bawah SUTT Masih Aman

    Selasa, 24 November 2020, 10:32 WITA

    Mencegah Sengatan Listrik saat Banjir

    Jumat, 21 Agustus 2020, 13:48 WITA

    Bantuan Langsung Tunai UMKM di Kaltim Cair

    Komentar Terbaru
    • Obednego pada Pertamina Buka Peluang Bangun SPBN
    • Wisnu pada Haji Asengย 
    • Andi yunianto pada Tambang Ilegal di Tahura, Catut Nama Pangdam VI Mulawarman dan Kapolda Kaltim
    • Ipo pada Pailit Elit
    • Trino Junaidi pada Besok, 3 Ribu Masyarakat Adat Kutai Kembali Cat Jembatan Kartanegara Jadi Kuning Sakral

    Tentang Kami

    ๐๐จ๐ฆ๐จ๐ซ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ ๐Š๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฆ๐ž๐๐ข๐š ๐ข๐ง๐Ÿ๐จ๐ซ๐ฆ๐š๐ฌ๐ข ๐๐š๐ง ๐›๐ข๐ฌ๐ง๐ข๐ฌ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ฎ๐ฌ๐ฎ๐ง๐  ๐ข๐ง๐ฌ๐ฉ๐ข๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐š๐ค๐š๐ฅ ๐ฌ๐ž๐ก๐š๐ญ. ๐Œ๐ž๐ง๐ฒ๐š๐ฃ๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ฎ๐๐ฎ๐ญ ๐ฉ๐š๐ง๐๐š๐ง๐  ๐›๐š๐ซ๐ฎ ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐š๐ค๐ง๐š๐ข ๐ฉ๐ž๐ซ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ฐ๐š ๐๐š๐ซ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ข ๐›๐ž๐ซ๐›๐ž๐๐š. ๐Œ๐ž๐๐ข๐š ๐ข๐ง๐ข ๐ฆ๐š๐ฌ๐ข๐ก ๐ญ๐ž๐ซ๐ ๐š๐›๐ฎ๐ง๐  ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ƒ๐ข๐ฌ๐ฐ๐š๐ฒ ๐๐ž๐ฐ๐ฌ ๐๐ž๐ญ๐ฐ๐จ๐ซ๐ค (๐ƒ๐๐) ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐ข๐›๐ข๐ง๐š ๐ƒ๐š๐ก๐ฅ๐š๐ง ๐ˆ๐ฌ๐ค๐š๐ง.

    Hubungi Kami

    ๐๐€๐‹๐ˆ๐Š๐๐€๐๐€๐:
    ๐Š๐จ๐ฆ๐ฉ๐ฅ๐ž๐ค๐ฌ ๐Œ๐š๐ฉ๐ฉ๐ฅ๐ž ๐๐ฅ๐จ๐ค ๐€ ๐Ÿ” ๐๐จ๐ซ๐ง๐ž๐จ ๐๐š๐ซ๐š๐๐ข๐ฌ๐จ, ๐๐š๐ฅ๐ข๐ค๐ฉ๐š๐ฉ๐š๐ง ๐’๐ž๐ฅ๐š๐ญ๐š๐ง.
    ๐“๐ž๐ฅ๐ž๐ฉ๐จ๐ง :
    ๐Š๐š๐ง๐ญ๐จ๐ซ : +๐Ÿ”๐Ÿ ๐Ÿ“๐Ÿ’๐Ÿ ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ‘๐Ÿ” ;
    ๐‘๐ž๐๐š๐ค๐ฌ๐ข : +๐Ÿ”๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ-๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ๐Ÿ-๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ“๐ŸŽ ;
    ๐ˆ๐ค๐ฅ๐š๐ง : +๐Ÿ”๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ-๐Ÿ“๐ŸŽ๐Ÿ–๐Ÿ–-๐ŸŽ๐Ÿ“๐Ÿ•๐Ÿ“

    ๐’๐€๐Œ๐€๐‘๐ˆ๐๐ƒ๐€:
    ๐‰๐ฅ. ๐†๐š๐ญ๐จ๐ญ ๐’๐ฎ๐›๐ซ๐จ๐ญ๐จ ๐†๐ . ๐Ÿ๐Ÿ’ ๐Š๐ž๐ฅ. ๐๐š๐ง๐๐š๐ซ๐š, ๐Š๐ž๐œ. ๐’๐ฎ๐ง๐ ๐š๐ข ๐๐ข๐ง๐š๐ง๐ , ๐Š๐จ๐ญ๐š ๐’๐š๐ฆ๐š๐ซ๐ข๐ง๐๐š.
    ๐ˆ๐ค๐ฅ๐š๐ง : ๐ŸŽ๐Ÿ–๐Ÿ๐Ÿ‘๐Ÿ’๐Ÿ–๐Ÿ’๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ

    ๐„๐ฆ๐š๐ข๐ฅ #๐Ÿ: ๐ง๐จ๐ฆ๐จ๐ซ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ๐ค๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ[๐š๐ญ]๐ ๐ฆ๐š๐ข๐ฅ[๐๐จ๐ญ]๐œ๐จ๐ฆ
    ๐„๐ฆ๐š๐ข๐ฅ #๐Ÿ: ๐๐ข๐ฌ๐ค๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ[๐š๐ญ]๐ ๐ฆ๐š๐ข๐ฅ[๐๐จ๐ญ]๐œ๐จ๐ฆ

    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS

    ๐๐จ๐ฆ๐จ๐ซ ๐’๐š๐ญ๐ฎ ๐Š๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ ๐ญ๐ž๐ซ๐ฏ๐ž๐ซ๐ข๐Ÿ๐ข๐ค๐š๐ฌ๐ข ๐ƒ๐ž๐ฐ๐š๐ง ๐๐ž๐ซ๐ฌ ๐๐ž๐ง๐ ๐š๐ง ๐๐จ๐ฆ๐จ๐ซ ๐Ÿ•๐Ÿ–๐Ÿ•/๐ƒ๐-๐•๐ž๐ซ๐ข๐Ÿ๐ข๐ค๐š๐ฌ๐ข/๐Š/๐ˆ๐—/๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ

    Copyright ยฉ 2020 byย NomorSatuKaltim.comย 

    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact
    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.