Jakarta, nomorsatukaltim.com – Gempa Bumi Bermagnitudo 5,6 di Cianjur dan Sukabumi, Senin 21 November 2022, telah menyebabkan kerusakan parah dan 200-an orang meninggal dunia.
Diduga gempa bumi yang guncangannya terasa hingga Jakarta dan sekitarnya tersebut akibat pergerakan Sesar Cimandiri. “(Ini) pergerakan dari Sesar Cimandiri jadi bergerak kembali,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Disebutkannya, pergerakan atau patahan pada sesar itu berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur.
Apa itu Sesar Cimandiri? Merujuk laman BMKG, Sesar Cimandiri ini merupakan sesar paling tua atau berdasar umur kapur. Lokasinya, Sesar Cimandiri membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat Rajamandala, Gunung Tangguban Parahu – Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang.
Secara keseluruhan, jalur sesar ini berarah timur laut – barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring). Sedangkan jalur Sesar Cimandiri di segmen Rajamandala, berarah timur laut – barat daya.
Aktivitas sesar Cimandiri ini ditunjukkan dengan terjadinya gempa bumi yang cukup signifikan yaitu tahun 1910 di Padalarang, tahun 1982 di Cianjur, Rajamandala, dan tahun 1844 di wilayah Cianjur.
Gempa signifikan terbaru terjadi pada 10 Maret 2020 dengan Magnitudo 5.1 yang mengguncang Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya dan menimbulkan kerusakan di Kalapanunggal. Berdasarkan laporan itu, selama Juni 2022 di daerah Jawa Barat dan sekitarnya telah tercatat terjadi 60 kejadian gempa bumi dengan magnitudo bervariasi antara 1.3 sampai 4.2, dengan jumlah gempa bumi dangkal (H < 60 km) sebanyak 57 kejadian dan 3 kejadian gempa bumi menengah (60 โฅ H < 300 km) dan gempa dalam (Hโฅ 300 km) nol kejadian.
Gempa bumi terjadi di darat sebanyak 28 kejadian dengan 27 kejadian disebabkan oleh aktivitas sesar, yaitu Sesar Cimandiri 16 kejadian, Sesar Garsela 2 kejadian,dan sesar lokal (belum teridentifikasi) 9 kejadian.
Sejumlah daerah terdeteksi dilalui oleh segmen Sesar Cimandiri, episentrum pergerakan tanah yang memicu gempa Cianjur, Senin 21 November 2022.
Eddy Zulkarnaini Gaffar, peneliti Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam studinya ‘Deformasi Kerak Bumi Segmen-Segmen Sesar Cimandiri’ (2006) mengungkapkan Sesar Cimandiri terdiri dari beberapa segmen.
“Penelitian terinci daerah sesar Cimandiri muara sungai Citarik yang merupakan bukti tektonik yang paling muda dan interpretasi foto udara daerah Pelabuhan Ratu sampai Padalarang. Interpretasi Foto Udara digunakan untuk penentuan kelurusan zona sesar Cimandiri,” ujarnya dikutip dari situs LIPI, kini bagian BRIN.
Sesar Cimandiri dapat dibagi menjadi beberapa segmen mulai dari Pelabuhan Ratu (Banten) sampai Padalarang (Kabupaten Bandung Barat).
Segmen-segmen sesar Cimandiri tersebut adalah segmen sesar Cimandiri Pelabuhan Ratu (Banten)-Citarik (Sukabumi), Citarikยญ Cadasmalang (Sukabumi), Ciceureum-Cirampo (Sukabumi), Cirampo-Pangleseran (Sukabumi), Pangleseran (Sukabumi)-Cibeber (Cianjur), dan beberapa segmen Cibeber sampai Padalarang (Kabupaten Bandung Barat).
Selanjutnya, segmen Padalarangยญ Tangkuban Perahu yang dapat diamati sebagai lembah sungai yang berarah hampir timur-barat dan membelok ke arah timur laut mulai dari Cibeber ke arah timur.
Eddy mengungkap Sesar Cimandiri berpotongan dengan sesar lain. Sesar yang berarah barat-timur dipotong oleh sesar yang berarah timur laut-barat daya. Sedangkan sesar yang berarah timur laut-barat daya tersebut merupakan lajur sesar yang berumur relatif lebih muda dari sesar utama Cimandiri.
Di antara lajur sesar yang berarah timur laut-barat daya adalah lajur sesar Citarik yang kemungkinan menerus sampai ke wilayah Bogor dan Jakarta. Di samping itu, lajur sesar Cibadak melalui lokasi daerah longsor Warungkiara menerus sampai kota Cibadak dan desa Nagrak yang pernah dilanda gempa pada 2002.
“Apabila terjadi gempabumi pada lajur sesar ini akan merusak daerah yang labil tersebut,” ungkap dia.
Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat telah mengonfirmasi bahwa korban akibat gempa Cianjur kini berjumlah 162 orang meninggal dunia. Akibat gempa tersebut berdampak kepada sejumlah bangunan, di antaranya rumah-rumah warga mengalami kerusakan cukup parah.
Nahasnya, sejak kemarin jumlah korban terus berjatuhan. Update terkini, BPBD menginformasi sebanyak 162 orang meninggal dunia akibat gempa Cianjur. Sementara, untuk korban luka-luka akibat gempa Cianjur mencapai 326 orang.
BPBD Cianjur juga menyebut sebanyak 13.784 orang dilaporkan mengungsi dan sebanyak 2.345 unit rumah dan bangunan mengalami kerusakan.
Saat ini BPBD dan pihak terkait terus melakukan pendataan serta assessment korban, kerusakan dan melakukan evakuasi. BPBD Cianjur juga menginformasikan adanya tanah longsor yang terjadi di Jalan Nasional Tapal Kuda Cugenang dan Jalan Kabupaten Desa Cijedil.
โSelain itu 2 jembatan dilaporkan rusak akibat gempa tersebut,โ demikian data BPBD Cianjur. (*)
Reporter: Khomsurijal Wahibudiyak
Sumber : Disway.id