Nomor Satu Kaltim
    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS
    Kamis, 9 Februari 2023
    Breaking News :
    • Gubernur Isran Minta Pemuda Kaltim Kembangkan Industri Pertanian
    • Balikpapan Cetak Puluhan Petani Milenial
    • Ini Isi Pidato Lengkap Jokowi di Hari Pers Nasional 2023
    • Jokowi Nilai Pers Indonesia Tidak Dalam Kondisi Baik
    • Jembatan Long Lamcin Masuk KBK, Pemerintah Daerah Usulkan Pinjam Pakai Lahan
    • PON XXI Aceh-Sumut Dijadwalkan September 2024
    • Naturalisasi Migrasi Penghuni IKN Nusantara
    • Rp 8 Triliun Disiapkan Kemenkeu untuk Dana Insentif Fiskal Daerah
    • Peringati HUT Balikpapan, 204 Ribu Benih Ikan Bakal Disebar
    • Badan Pangan Minta Bulog Percepat Impor Daging Sapi dan Kerbau
    Nomor Satu Kaltim
    Twitter Facebook Instagram YouTube Telegram RSS
    • Utama
      • Lapsus
    • Metropolis
      • Balikpapan
      • Samarinda
    • Daerah
      • Kutim
      • Kukar
      • Kubar
      • Bontang
      • Penajam
      • Paser
      • Berau
      • Mahulu
      • Kaltara
    • Ekonomi
      • Perbankan
      • Pajak
      • SAHAM
      • Oil and Gas
    • Nasional
      • COVID-19
      • Politik
    • Disway
      • Catatan Dahlan Iskan
      • Catatan Rizal Effendi
      • Kolom Redaksi
    • Ragam
      • Olahraga
      • Podcast
        • Video Terbaru
        • LIVE
      • Feature
      • Opini
      • Cerita Rakyat
      • Hiburan & Gaya Hidup
      • Clearing Hoax
      • Resep
      • Index Berita
    • Advertorial
      • DPRD Kutai Timur
    • Network
      • Nomor Satu Utara
      • DI’s Way
    Nomor Satu Kaltim
    Home»Index Berita»Feature»Ramainya Ngoplas, Bicara Tentang Feminisme dan Tubuh Perempuan
    Feature

    Ramainya Ngoplas, Bicara Tentang Feminisme dan Tubuh Perempuan

    By Devi AlamsyahSabtu, 29 Juni 2019, 10:36 WITA5 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email
    Bagikan
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    Vanessa Rossalie (kanan) memandu acara Ngoplas.

    Oleh : Ariyansah NK

    Ngobrol dan Ngopi Santai (Ngoplas) di Klandasan Coffee, Gedung Klandasan, Jalan Jenderal Sudirman kembali digelar, Jumat (28/6) sore. Kali ini dengan tema obrolan penting dan serius. Ya, tentang perempuan. Lebih tepatnya, tentang feminisme dan tubuh perempuan.

    ————-

    Obrolan dan diskusi ini dimulai pukul 17.00 Wita. Dipandu salah satu tokoh muda perempuan, Vanessa Rossalie, yang digadang bakal mencalonkan diri pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Balikpapan tahun 2020 melalui jalur independen.

    Pemantik sekaligus narasumber kali ini juga tak kalah menarik dan kompeten dalam hal intelektual. Khususnya dalam konteks tema diskusi ini. Tiga perempuan asal Balikpapan, penggiat dan pemerhati isu perempuan. Mereka adalah Maulidia Rani, Mentari Ramadhianty dan Putri Imaniah.

    Obrolan dibuka Vanessa, dilanjutkan oleh Rani yang bicara tentang feminisme. Dimulai dengan penjelasannya mengenai kodrat, potensi serta gender.

    “Kodrat adalah sesuatu yang diberikan oleh Tuhan dan tidak dapat dipertukarkan. Yang menjadi kodrat laki-laki dan perempuan lebih merujuk pada bentukan lahiriah. Contoh, kalau laki-laki, mempunyai sperma. Perempuan, mempunyai rahim. Sedangkan potensi adalah kemampuan dasar manusia yang mampu dikembangkan, misalnya kemampuan rahim untuk dibuahi. Itu potensi. Karena ada rahim yang tidak bisa dibuahi. Kalau berbicara gender, itu bisa dipertukarkan,” kata Rani.

    Menurutnya, gender merupakan konstruksi sosial yang membedakan laki-laki dan perempuan berdasarkan standar imajiner masyarakat dan mengakibatkan munculnya batas-batas antara perempuan dan laki-laki berdasarkan sifat maskulinitas dan feminitas, serta pembagian kerja. Seperti membentuk stigma bahwa seorang perempuan harus lemah lembut dan cukup berada pada urusan domestik saja. Yakni urusan rumah tangga, mencuci, memasak dan mengurus anak-anak.

    “Dari standar-standar itu kemudian muncul ketimpangan, yang sebetulnya menindas kaum perempuan. Dari kondisi itu, feminisme hadir. Dan yang diharapkan feminisme adalah kesetaraan gender. Dan kesetaraan gender itu merujuk pada pada keadilan gender. Jangan sampai, perempuan saat menikah terjebak pada urusan domestik karena terpaksa,” jelas mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Balikpapan itu.

    Baca Juga:  Wali Kota Samarinda Kosongkan Kantor Golkar Setelah 34 Tahun Ditempati

    Adanya gender yang merupakan kontruksi sosial dengan standar-standar yang sangat subjektif kemudian menghadirkan ketimpangan dan menindas kaum perempuan, kata Rani, juga dipengaruhi adanya sistem patriarki. Patriarki merupakan sistem sosial yang mendominasi di Indonesia.

    “Patriarki, sistem di mana laki-laki memegang supremasi yang paling tinggi. Dan feminisme, hadir untuk kesetaraan dan keadilan gender. Tidak ada negara yang maju jika perempuan di negara itu tidak mendapatkan akses yang sama dengan laki-laki. Perempuan itu rahim dari peradaban. Oleh karena itu, kita harus lawan segala bentuk penindasan terhadap kaum perempuan,” katanya.

    Setelah Rani, Mentari Ramadhianty yang akrab disapa Tari melanjutkan. Mahasiswi Jakarta ini fokus berbicara tentang sejarah gerakan feminisme dari masa ke masa, hingga sekarang ini. Tari juga mengungkit alasan feminisme hadir di tengah peradaban yang dipengaruhi sistem patriarki, khususnya di Indonesia.

    “Bicara feminisme, kita sama dengan berbicara peradaban. Peradaban yang lebih berkeadilan gender. Baik laki-laki dan perempuan. Feminisme adalah suatu pendekatan yang tepat, jika kita merefer pada keadaan atau situasi yang patriarkis,” jelasnya.

    Gerakan feminisme hadir untuk melawan kontruksi sosial yang memunculkan ketimpangan dan menindas kaum perempuan. Tujuannya, mewujudkan kesetaraan dan keadilan bagi kaum perempuan. Bukan memusuhi laki-laki, melainkan melawan sistem patriarki yang menindas perempuan.

    “Feminisme itu, menurut Sarah Gamble, adalah satu set pemahaman atau kepercayaan terhadap apa yang kita sebut sebagai ideologi, yang mempercayai bahwa perempuan sedang tidak baik-baik saja. Ya, misalnya seperti menaruh perempuan sebagai kelas dua. Itu merupakan masalah,” ujarnya.

    Tari menegaskan, gerakan feminisme itu perlu. “Pendekatan feminisme itu diperlukan untuk memberikan ruang baik kepada elit politik, elit bisnis atau siapapun untuk memiliki perspektif gender dalam setiap kebijakan, kegiatannya, aktivitasnya sehari-hari dalam bermasyarakat,” imbuhnya.

    Baca Juga:  Kaltim Usul Bentuk PTSA Khusus TKI

    Wujud dari ketimpangan sosial yang menindas, salah satunya pelecahan seksual kepada kaum perempuan. “Satu dari tiga perempuan Indonesia mengalami pelecehan seksual,” katanya lagi.

    Sementara itu, Putri, pemantik diskusi ke tiga berbicara tentang contoh kasus pelecehan seksual di Indonesia, sebagai wujud penegasan penindasan perempuan masih nyata terjadi. Khususnya di Indonesia. Dalam hal ini, erat kaitannya juga dengan tubuh perempuan.

    “Ada kasus seorang pramugari yang dipecat karena berat tubuhnya over. Kenapa perempuan harus dilihat dari fisik. Padahal ada aturannya kalau berat badan over, pramugari bersangkutan diistirahatkan selama tiga bulan untuk mengembalikan berat badannya. Tapi ini, langsung dipecat,” katanya.

    Dikatakan mahasiswa Universitas Balikpapan ini, kaum perempuan Indonesia masih belum bebas dari yang namanya pelecehan seksual. Baik di perkantoran, maupun di dunia pendidikan. Apalagi dengan kondisi sosial yang telah dijelaskan Rani dan Tari sebelumnya.

    “Masih ingat kasus Rizky Amelia di BPJS, yang diperkosa atasannya sendiri. Makanya yang dilawan feminis itu bukan laki-laki, tapi sistem patriarkinya. Kemudian ada juga kasus Agni UGM. Tidak semua laki-laki pernah melecehkan atau dilecehkan perempuan, tapi semua perempuan pernah dilecehkan,” kata Putri.

    Dalam hal ini, kasus Baiq Nuril, pegawai honorer yang dilecehkan kepala sekolahnya itu juga menjadi sorotan Putri. “Tapi malah dia yang dipenjara,” katanya emosional.

    Obrolan ini dihadiri pada muda-mudi Balikpapan. Kebanyakan terdiri dari mahasiswa. Forum diskusi ini berjalan aktif. Mereka yang hadir tampak antusias memberi respons atas apa yang dikemukakan para pemantik tersebut.

    Hingga pukul 20.00 Wita, forum diskusi yang diwadahi Klandasan Coffee ini masih ramai. Seluruh yang hadir masih saling melempar pertanyaan dan tanggapan. Adapula yang menyampaikan keluh kesah dari perspektif perempuan terhadap kondisi saat ini.

    Edisi Ngoplas kali ini baru diakhiri dan ditutup sekitar pukul 21.30 Wita, oleh sang moderator, Vanessa Rossalie. (dah)

    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    Berita Terkait

    Gubernur Isran Minta Pemuda Kaltim Kembangkan Industri Pertanian

    Kamis, 9 Februari 2023, 16:21 WITA3 Mins Read

    Balikpapan Cetak Puluhan Petani Milenial

    Kamis, 9 Februari 2023, 15:07 WITA2 Mins Read

    Jokowi Nilai Pers Indonesia Tidak Dalam Kondisi Baik

    Kamis, 9 Februari 2023, 13:07 WITA5 Mins Read

    Komentar Batalkan balasan

    dahlan iskan
    • Terbaru
    • Populer
    Kamis, 9 Februari 2023, 16:21 WITA

    Gubernur Isran Minta Pemuda Kaltim Kembangkan Industri Pertanian

    Kamis, 9 Februari 2023, 15:07 WITA

    Balikpapan Cetak Puluhan Petani Milenial

    Kamis, 9 Februari 2023, 13:26 WITA

    Ini Isi Pidato Lengkap Jokowi di Hari Pers Nasional 2023

    Kamis, 9 Februari 2023, 13:07 WITA

    Jokowi Nilai Pers Indonesia Tidak Dalam Kondisi Baik

    Kamis, 9 Februari 2023, 08:37 WITA

    Jembatan Long Lamcin Masuk KBK, Pemerintah Daerah Usulkan Pinjam Pakai Lahan

    Selasa, 9 Juli 2019, 07:23 WITA

    Polling Wali Kota Balikpapan 2020

    Kamis, 26 Maret 2020, 18:45 WITA

    Disdukcapil Balikpapan Sediakan Layanan Online

    Selasa, 5 Mei 2020, 11:08 WITA

    Beraktivitas di Bawah SUTT Masih Aman

    Selasa, 24 November 2020, 10:32 WITA

    Mencegah Sengatan Listrik saat Banjir

    Jumat, 21 Agustus 2020, 13:48 WITA

    Bantuan Langsung Tunai UMKM di Kaltim Cair

    Komentar Terbaru
    • Obednego pada Pertamina Buka Peluang Bangun SPBN
    • Wisnu pada Haji Aseng 
    • Andi yunianto pada Tambang Ilegal di Tahura, Catut Nama Pangdam VI Mulawarman dan Kapolda Kaltim
    • Ipo pada Pailit Elit
    • Trino Junaidi pada Besok, 3 Ribu Masyarakat Adat Kutai Kembali Cat Jembatan Kartanegara Jadi Kuning Sakral

    Tentang Kami

    𝐍𝐨𝐦𝐨𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐊𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐢𝐬𝐧𝐢𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐬𝐩𝐢𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭. 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐚𝐣𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐝𝐮𝐭 𝐩𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐧𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐬𝐭𝐢𝐰𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐢𝐬𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚. 𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐠𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐃𝐢𝐬𝐰𝐚𝐲 𝐍𝐞𝐰𝐬 𝐍𝐞𝐭𝐰𝐨𝐫𝐤 (𝐃𝐍𝐍) 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐢𝐧𝐚 𝐃𝐚𝐡𝐥𝐚𝐧 𝐈𝐬𝐤𝐚𝐧.

    Hubungi Kami

    𝐁𝐀𝐋𝐈𝐊𝐏𝐀𝐏𝐀𝐍:
    𝐊𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐤𝐬 𝐌𝐚𝐩𝐩𝐥𝐞 𝐁𝐥𝐨𝐤 𝐀 𝟔 𝐁𝐨𝐫𝐧𝐞𝐨 𝐏𝐚𝐫𝐚𝐝𝐢𝐬𝐨, 𝐁𝐚𝐥𝐢𝐤𝐩𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐭𝐚𝐧.
    𝐓𝐞𝐥𝐞𝐩𝐨𝐧 :
    𝐊𝐚𝐧𝐭𝐨𝐫 : +𝟔𝟐 𝟓𝟒𝟐 𝟖𝟓𝟐𝟎𝟐𝟑𝟔 ;
    𝐑𝐞𝐝𝐚𝐤𝐬𝐢 : +𝟔𝟐𝟖𝟓𝟐-𝟐𝟖𝟏𝟏-𝟏𝟏𝟓𝟎 ;
    𝐈𝐤𝐥𝐚𝐧 : +𝟔𝟐𝟖𝟓𝟐-𝟓𝟎𝟖𝟖-𝟎𝟓𝟕𝟓

    𝐒𝐀𝐌𝐀𝐑𝐈𝐍𝐃𝐀:
    𝐉𝐥. 𝐆𝐚𝐭𝐨𝐭 𝐒𝐮𝐛𝐫𝐨𝐭𝐨 𝐆𝐠. 𝟏𝟒 𝐊𝐞𝐥. 𝐁𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫𝐚, 𝐊𝐞𝐜. 𝐒𝐮𝐧𝐠𝐚𝐢 𝐏𝐢𝐧𝐚𝐧𝐠, 𝐊𝐨𝐭𝐚 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐢𝐧𝐝𝐚.
    𝐈𝐤𝐥𝐚𝐧 : 𝟎𝟖𝟏𝟑𝟒𝟖𝟒𝟗𝟗𝟗𝟗𝟏

    𝐄𝐦𝐚𝐢𝐥 #𝟏: 𝐧𝐨𝐦𝐨𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮𝐤𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦[𝐚𝐭]𝐠𝐦𝐚𝐢𝐥[𝐝𝐨𝐭]𝐜𝐨𝐦
    𝐄𝐦𝐚𝐢𝐥 #𝟐: 𝐝𝐢𝐬𝐤𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦[𝐚𝐭]𝐠𝐦𝐚𝐢𝐥[𝐝𝐨𝐭]𝐜𝐨𝐦

    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS

    𝐍𝐨𝐦𝐨𝐫 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐊𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦 𝐭𝐞𝐫𝐯𝐞𝐫𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐃𝐞𝐰𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐬 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐍𝐨𝐦𝐨𝐫 𝟕𝟖𝟕/𝐃𝐏-𝐕𝐞𝐫𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢/𝐊/𝐈𝐗/𝟐𝟎𝟐𝟏

    Copyright © 2020 by NomorSatuKaltim.com 

    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact
    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.