Nomor Satu Kaltim
    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS
    Jumat, 27 Januari 2023
    Breaking News :
    • Bupati Paser Digrebek Polisi karena Narkoba, Ternyata…
    • Audit Dana Haji secara Menyeluruh dan Transparan
    • Demokrat Ajak Nasdem dan PKS Segera Bentuk Sekretariat Perubahan untuk Usung Anies Baswedan
    • DP3 Janji Jembatani Keluhan Nelayan Balikpapan
    • Perairan Kaltim Aman Pencurian Ikan dari Kapal Asing
    • DP3: Balikpapan Siap Kembangkan Industri Pangan
    • PPU Tingkatkan Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit
    • Stok Vaksin Booster Dosis Kedua Kosong
    • Perolehan Pajak Kendaraan Bermotor Lampaui Target
    • Kabupaten Paser Siapkan 2.500 Hektare Lahan untuk Kawasan Food Estate
    Nomor Satu Kaltim
    Twitter Facebook Instagram YouTube Telegram RSS
    • Utama
      • Lapsus
    • Metropolis
      • Balikpapan
      • Samarinda
    • Daerah
      • Kutim
      • Kukar
      • Kubar
      • Bontang
      • Penajam
      • Paser
      • Berau
      • Mahulu
      • Kaltara
    • Ekonomi
      • Perbankan
      • Pajak
      • SAHAM
      • Oil and Gas
    • Nasional
      • COVID-19
      • Politik
    • Disway
      • Catatan Dahlan Iskan
      • Catatan Rizal Effendi
      • Kolom Redaksi
    • Ragam
      • Olahraga
      • Podcast
        • Video Terbaru
        • LIVE
      • Feature
      • Opini
      • Cerita Rakyat
      • Hiburan & Gaya Hidup
      • Clearing Hoax
      • Resep
      • Index Berita
    • Advertorial
      • DPRD Kutai Timur
    • Network
      • Nomor Satu Utara
      • DI’s Way
    Nomor Satu Kaltim
    Home»Index Berita»Opini»Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh
    Opini

    Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh

    By Rudi AgungSenin, 26 Desember 2022, 12:20 WITA4 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email
    Sebuah kapal besar terseret tsunami Aceh di tengah jalan kota Banda. (dok. pribadi)
    Bagikan
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    Oleh: dr. Leli Hesti Indriyati, MKK โ€“ Mahasiswa doktoral di Kochi University, Jepang.

    Nomorsatukaltim.com – Hari ini, kalender menunjukkan tanggal 26 Desember. Hari ketika luka, duka dan lara mendalam terjadi. Hari ketika datang tragedi besar, kenangan kelam yang tak akan terlupakan sepanjang hidup: tanah Serambi Makkah luluh lantak dihantam amukan tsunami Aceh.

    Gempa dan tsunami sesudah Hari Natal 2004 sangat miris dan dramatis dalam jejak kehidupan modern. Sulit dicerna akal sehat, tapi itulah kekuatan Allah Taโ€™ala.

    Saya masih ingat dengan jelas awal menginjakkan kaki di Banda Aceh 18 tahun lalu, saat menjadi relawan. Atau tepatnya dua minggu usai kejadian maha dahsyat itu terjadi. Ya, tsunami adalah yang saya maksud. Saya saksikan sendiri bagaimana luluh lantaknya Aceh setelah tsunami berlangsung.

    Saat pertama kali datang, kota Banda masih seperti kota mati apalagi saat malam hari. Separuh kota masih gelap gulita, kantong mayat masih ditemukan di jalan, sebagian besar puing reruntuhan masih mudah dijumpai di mana-mana.

    Bahkan beberapa kapal kayu besar masih saya tampak โ€œnyangsangโ€ di tengah jalan tanpa ada yang berusaha memindahkannya.

    Ya. Saat itu, tentu saja semua kegiatan masih berfokus pencarian jenazah dan penyelamatan serta penyembuhan korban yang masih hidup. Masih dengan jelas terekam pada korban yang saya temui, bagaimana trauma mereka terhadap kejadian tersebut.

    Akibat tsunami Aceh, tampaknya semua perhatian di dunia tertuju ke sana. Saat itu dengan mudahnya saya temui berbagai teman relawan dari seluruh penjuru dunia. Semua orang dari berbagai benua rasanya ada disana, baik lembaga resmi pemerintah (government) maupun yang bukan (NGO). UN (United Nations) pun bahkan turun tangan langsung menangani korban tsunami .

    Namun buat saya pribadi, yang paling berjasa adalah para tentara kita (TNI).

    Tentu saja saya tidak bermaksud mengecilkan jasa semua relawan yang bahu membahu membantu korban dan memulihkan kondisi pasca tsunami. Dua bulan kemudian saya kembali ke Aceh, saat ini saya tinggal lebih lama dan ditempatkan di posko luar (di luar kota Banda) yakni di kota Nagan, 1 jam dari Meulaboh: kota lain yang tidak kalah rusaknya dari Banda Aceh.

    Saya pikir kedua kota itu sudah cukup membuktikan dahsyatnya kejadian tsunami 26 Desember. Ternyata, saya salah. Ada kota lain yang menurut saya jauh lebih luluh lantak, tak bersisa, tapi entah kenapa kurang terdengar dibanding Meulaboh atau Banda. Kota yang saya maksud adalah Calang yang masuk dalam wilayah Aceh Jaya.

    Selama saya tinggal di posko luar saya harus mengadakan perjalanan ke teman relawan di posko-posko luar lain sepanjang pantai Barat Aceh. Mulai dari Lambaro, Lampuโ€™u, Lhok Nga, Lamno, Lhok Ruet, Panga, Calang, Meulaboh sampai posko saya di Nagan. Itu adalah daerah-daerah dimana jejak tsunami jelas terekam di sepanjang perjalanan yang saya tempuh.

    Jangan tanyakan bagaimana perjalanan itu kami tempuh, mengingat hancurnya semua infrastruktur yang ada. Kami bahkan pernah harus kembali ke posko awal, karena truk yang saya tumpangi tidak mampu meneruskan perjalanan.

    Saya percaya bahwa orang-orang Aceh adalah orang yang kuat, mereka orang-orang yang tegar. Sedemikian dahsyatnya cobaan yang mereka hadapi, namun mereka tetap ramah menyambut kami orang luar Aceh dengan senyuman. Tentu saja sesekali kesedihan itu jelas tampak, namun rasanya kami sendiri tidak cukup kuat menghibur mereka bila dalam diri mereka tak ada kekuatan yang mendekap.

    Saya belajar banyak dari mereka, berkasih sayang, dan memupuk persaudaraan dengan tetangga-tetangga saya di Aceh dahulu. Bahkan hingga hari ini kami masih tetap berhubungan baik, saling menyapa kabar layaknya saudara.

    Aceh sudah seperti rumah kedua buat saya. Karena itu alangkah senangnya saat beberapa tahun lalu saya menginjakkan kaki kembali di bumi serambi Mekkah ini. Kali ini, tentu saja bukan sebagai relawan.

    Dan lebih senang lagi saat melihat begitu banyak perubahan yang terjadi di sanaโ€ฆ

    Begitu mengharukan melewati jalan dan bangunan yang dulu kami lewati bersama dan kini saya bahkan tak mengenalinya lagi karena sudah banyak perkembangan yang jauh lebih baik.

    Doa dan cinta saya buat Aceh.

    PS: dedicated to all the volunteers, Mak bit dan kelg, pak Hasyim dan keluarga.

    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    Berita Terkait

    Audit Dana Haji secara Menyeluruh dan Transparan

    Kamis, 26 Januari 2023, 22:13 WITA3 Mins Read

    Partai Baru Mulai Mencari Simpati

    Sabtu, 14 Januari 2023, 09:40 WITA5 Mins Read

    Salah Kaprah tentang Dokter

    Selasa, 13 Desember 2022, 22:32 WITA8 Mins Read

    Komentar Batalkan balasan

    dahlan iskan
    • Terbaru
    • Populer
    Kamis, 26 Januari 2023, 22:26 WITA

    Bupati Paser Digrebek Polisi karena Narkoba, Ternyata…

    Kamis, 26 Januari 2023, 22:13 WITA

    Audit Dana Haji secara Menyeluruh dan Transparan

    Kamis, 26 Januari 2023, 19:16 WITA

    Demokrat Ajak Nasdem dan PKS Segera Bentuk Sekretariat Perubahan untuk Usung Anies Baswedan

    Kamis, 26 Januari 2023, 17:26 WITA

    DP3 Janji Jembatani Keluhan Nelayan Balikpapan

    Kamis, 26 Januari 2023, 17:00 WITA

    Perairan Kaltim Aman Pencurian Ikan dari Kapal Asing

    Selasa, 9 Juli 2019, 07:23 WITA

    Polling Wali Kota Balikpapan 2020

    Kamis, 26 Maret 2020, 18:45 WITA

    Disdukcapil Balikpapan Sediakan Layanan Online

    Selasa, 5 Mei 2020, 11:08 WITA

    Beraktivitas di Bawah SUTT Masih Aman

    Selasa, 24 November 2020, 10:32 WITA

    Mencegah Sengatan Listrik saat Banjir

    Jumat, 21 Agustus 2020, 13:48 WITA

    Bantuan Langsung Tunai UMKM di Kaltim Cair

    Komentar Terbaru
    • Obednego pada Pertamina Buka Peluang Bangun SPBN
    • Wisnu pada Haji Asengย 
    • Andi yunianto pada Tambang Ilegal di Tahura, Catut Nama Pangdam VI Mulawarman dan Kapolda Kaltim
    • Ipo pada Pailit Elit
    • Trino Junaidi pada Besok, 3 Ribu Masyarakat Adat Kutai Kembali Cat Jembatan Kartanegara Jadi Kuning Sakral

    Tentang Kami

    ๐๐จ๐ฆ๐จ๐ซ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ ๐Š๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฆ๐ž๐๐ข๐š ๐ข๐ง๐Ÿ๐จ๐ซ๐ฆ๐š๐ฌ๐ข ๐๐š๐ง ๐›๐ข๐ฌ๐ง๐ข๐ฌ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ฎ๐ฌ๐ฎ๐ง๐  ๐ข๐ง๐ฌ๐ฉ๐ข๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐š๐ค๐š๐ฅ ๐ฌ๐ž๐ก๐š๐ญ. ๐Œ๐ž๐ง๐ฒ๐š๐ฃ๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ฎ๐๐ฎ๐ญ ๐ฉ๐š๐ง๐๐š๐ง๐  ๐›๐š๐ซ๐ฎ ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐š๐ค๐ง๐š๐ข ๐ฉ๐ž๐ซ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ฐ๐š ๐๐š๐ซ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ข ๐›๐ž๐ซ๐›๐ž๐๐š. ๐Œ๐ž๐๐ข๐š ๐ข๐ง๐ข ๐ฆ๐š๐ฌ๐ข๐ก ๐ญ๐ž๐ซ๐ ๐š๐›๐ฎ๐ง๐  ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ƒ๐ข๐ฌ๐ฐ๐š๐ฒ ๐๐ž๐ฐ๐ฌ ๐๐ž๐ญ๐ฐ๐จ๐ซ๐ค (๐ƒ๐๐) ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐ข๐›๐ข๐ง๐š ๐ƒ๐š๐ก๐ฅ๐š๐ง ๐ˆ๐ฌ๐ค๐š๐ง.

    Hubungi Kami

    ๐๐€๐‹๐ˆ๐Š๐๐€๐๐€๐:
    ๐Š๐จ๐ฆ๐ฉ๐ฅ๐ž๐ค๐ฌ ๐Œ๐š๐ฉ๐ฉ๐ฅ๐ž ๐๐ฅ๐จ๐ค ๐€ ๐Ÿ” ๐๐จ๐ซ๐ง๐ž๐จ ๐๐š๐ซ๐š๐๐ข๐ฌ๐จ, ๐๐š๐ฅ๐ข๐ค๐ฉ๐š๐ฉ๐š๐ง ๐’๐ž๐ฅ๐š๐ญ๐š๐ง.
    ๐“๐ž๐ฅ๐ž๐ฉ๐จ๐ง :
    ๐Š๐š๐ง๐ญ๐จ๐ซ : +๐Ÿ”๐Ÿ ๐Ÿ“๐Ÿ’๐Ÿ ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ‘๐Ÿ” ;
    ๐‘๐ž๐๐š๐ค๐ฌ๐ข : +๐Ÿ”๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ-๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ๐Ÿ-๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ“๐ŸŽ ;
    ๐ˆ๐ค๐ฅ๐š๐ง : +๐Ÿ”๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ-๐Ÿ“๐ŸŽ๐Ÿ–๐Ÿ–-๐ŸŽ๐Ÿ“๐Ÿ•๐Ÿ“

    ๐’๐€๐Œ๐€๐‘๐ˆ๐๐ƒ๐€:
    ๐‰๐ฅ. ๐†๐š๐ญ๐จ๐ญ ๐’๐ฎ๐›๐ซ๐จ๐ญ๐จ ๐†๐ . ๐Ÿ๐Ÿ’ ๐Š๐ž๐ฅ. ๐๐š๐ง๐๐š๐ซ๐š, ๐Š๐ž๐œ. ๐’๐ฎ๐ง๐ ๐š๐ข ๐๐ข๐ง๐š๐ง๐ , ๐Š๐จ๐ญ๐š ๐’๐š๐ฆ๐š๐ซ๐ข๐ง๐๐š.
    ๐ˆ๐ค๐ฅ๐š๐ง : ๐ŸŽ๐Ÿ–๐Ÿ๐Ÿ‘๐Ÿ’๐Ÿ–๐Ÿ’๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ

    ๐„๐ฆ๐š๐ข๐ฅ #๐Ÿ: ๐ง๐จ๐ฆ๐จ๐ซ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ๐ค๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ[๐š๐ญ]๐ ๐ฆ๐š๐ข๐ฅ[๐๐จ๐ญ]๐œ๐จ๐ฆ
    ๐„๐ฆ๐š๐ข๐ฅ #๐Ÿ: ๐๐ข๐ฌ๐ค๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ[๐š๐ญ]๐ ๐ฆ๐š๐ข๐ฅ[๐๐จ๐ญ]๐œ๐จ๐ฆ

    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS

    ๐๐จ๐ฆ๐จ๐ซ ๐’๐š๐ญ๐ฎ ๐Š๐š๐ฅ๐ญ๐ข๐ฆ ๐ญ๐ž๐ซ๐ฏ๐ž๐ซ๐ข๐Ÿ๐ข๐ค๐š๐ฌ๐ข ๐ƒ๐ž๐ฐ๐š๐ง ๐๐ž๐ซ๐ฌ ๐๐ž๐ง๐ ๐š๐ง ๐๐จ๐ฆ๐จ๐ซ ๐Ÿ•๐Ÿ–๐Ÿ•/๐ƒ๐-๐•๐ž๐ซ๐ข๐Ÿ๐ข๐ค๐š๐ฌ๐ข/๐Š/๐ˆ๐—/๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ

    Copyright ยฉ 2020 byย NomorSatuKaltim.comย 

    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact
    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.