Nomor Satu Kaltim
    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS
    Kamis, 23 Maret 2023
    Breaking News :
    • Din Syamsuddin Nilai Larangan Buka Bersama Tidak Adil
    • Pendaftaran Beasiswa Kukar Idaman Dibuka April Tahun Ini
    • Olahan Ikan Asin Melimpah, PemDes Semayang Dorong Masuk PADes
    • Dispar Kukar Gelar Seabrek Lomba di Milenial Hijrah Festival
    • IPB – ADB Rancang Strategi Pertanian Berkelanjutan
    • Disdag Balikpapan Gelar Pasar Murah
    • Cuaca Ekstrem Jadi Pemicu Naiknya Harga Beras di Balikpapan
    • Lewat Somasi Warga Dingin Ultimatum Kapolres Kubar
    • Heboh 300 T
    • Ditinggal Pergi, Satu Rumah dan Motor Ludes Terbakar
    Nomor Satu Kaltim
    Twitter Facebook Instagram YouTube Telegram RSS
    Login
    • Utama
      • Lapsus
    • Metropolis
      • Balikpapan
      • Samarinda
    • Daerah
      • Kutim
      • Kukar
      • Kubar
      • Bontang
      • Penajam
      • Paser
      • Berau
      • Mahulu
      • Kaltara
    • Ekonomi
      • Perbankan
      • Pajak
      • SAHAM
      • Oil and Gas
    • Nasional
      • COVID-19
      • Politik
    • Disway
      • Catatan Dahlan Iskan
      • Catatan Rizal Effendi
      • Kolom Redaksi
    • Ragam
      • Olahraga
      • Podcast
        • Video Terbaru
        • LIVE
      • Feature
      • Opini
      • Cerita Rakyat
      • Hiburan & Gaya Hidup
      • Clearing Hoax
      • Resep
      • Index Berita
    • Advertorial
      • DPRD Kutai Timur
    • Network
      • Nomor Satu Utara
      • DI’s Way
    Nomor Satu Kaltim
    Home»Index Berita»Disway»Catatan Dahlan Iskan»Kaya Aset
    Catatan Dahlan Iskan

    Kaya Aset

    By Devi AlamsyahKamis, 2 Februari 2023, 08:00 WITA5 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email
    dahlan iskan
    Bagikan
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    ULANG tahun NU pernah berdasar tanggal 31 Januari 1926. Lalu ditegur. Dikembalikan ke dasar yang dipakai hingga sekarang: 16 Rajab 1344. Maka, tahun ini genaplah NU dihitung 100 tahun. Satu abad.

    Tidak perlu ada tim rukyatulhilal: tanggal 16 Rajab tahun ini disepakati bertepatan dengan 7 Februari 2023. Maka, peringatan ulang tahun ke-100 itu dilakukan hari Selasa depan. Sangat istimewa: ketua panitia pengarah (steering committee) pun Menteri BUMN Erick Thohir. Ia memang sudah menjadi anggota Banser bersertifikat. Otomatis ia menjadi anggota NU.

    Erick tidak tanpa keringat menjadi anggota organisasi pemuda di bawah NU itu. Harus lewat ujian: pakai baju doreng, merangkak di bawah kawat berduri, dan berlagak di berbagai kegiatan fisik kemiliteran lainnya. Ujian itu berat. Apalagi dilaksanakan saat Erick sangat sibuk: menjabat menteri BUMN. Ia lulus.

    Bahwa HUT NU itu ditetapkan berdasar perhitungan tahun Hijriah itu lantaran di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Nahdlatul Ulama (NU) memang ditulis begitu: NU didirikan tanggal 16 Rajab 1344. Bahwa di situ dicantumkan juga tanggal dan tahun Masehi, sifatnya hanya ”bertepatan” waktunya dengan 31 Januari 1926.

    Berdirinya Muhammadiyah juga ditulis di AD/ART-nya: tanggal 8 Zulhijah 1330. Disebut juga itu ”bertepatan” dengan 18 November 1912. Tapi, HUT Muhammadiyah didasarkan pada kalender Masehi. Muhammadiyah menyebut ber-HUT-nya dengan ber-milad (ber-natal). Sedangkan di NU, HUT itu lebih populer dengan istilah harlah (hari lahir).

    Untung sekali perhitungan harlah NU didasarkan tahun Hijriah. Dengan demikian, pas menteri BUMN-nya Erick Thohir. Pengusaha papan atas Indonesia itu lagi jadi menteri bergengsi. Atau jangan-jangan lebih beruntung kalau didasarkan tahun Masehi: siapa tahu di tahun 2026 nanti Erick sudah menjabat wakil presiden RI.

    Salah satu keistimewaan Harlah Ke-100 NU di Sidoarjo nanti adalah ini: tampilnya 12.000 Banser dalam satu atraksi yang koreografinya diciptakan Denny Malik. Anda lebih tahu siapa ia. Saya bisa membayangkan bagaimana Erick, sebagai salah seorang anggota Banser, menitikkan air liur ketika melihat atraksi itu nanti.

    Baca Juga:  Buya Perhatian

    Saya pun kembali membaca AD/ART NU dan Muhammadiyah. Rasanya, AD/ART NU lebih unggul: setidaknya dari segi panjangnya. Panjang sekali. Terdiri atas 330 halaman. Pembukaannya saja 42 halaman: yang pakai tulisan Arab sebanyak 24 halaman, yang terjemahannya 18 halaman. Mungkin inilah AD/ART organisasi terpanjang di dunia.

    Di mukadimah itu dimulai dengan satu kalimat dalam bahasa Arab yang menyatakan penghormatan kepada KH Hasyim Asy’ari. Beliau ulama besar, pendiri NU, dan rais akbar pertama. Setelah itu, dibuka dengan tulisan Arab Bismillahirrahmaanirrahim.

    Alinea pertama pembukaan AD/ART NU itu mengutip ayat seperti yang biasa kita dengar dalam khotbah Jumat: ”Alhamdulillahilladzi anzala…”.

    Alinea-alinea berikutnya berupa kutipan ayat-ayat Al-Qur’an. Sebanyak 34 ayat disertakan di pembukaan AD/ART NU itu. Semua kalimat dalam tulisan dan bahasa Arab itu diterjemahkan di halaman-halaman berikutnya.

    AD/ART Muhammadiyah hanya 76 halaman. Pasal pembukaannya hanya 2 halaman. AD/ART Muhammadiyah itu dibuat seperti susunan Al-Qur’an, setidaknya, pembukaannya sama: Surah Al-Fatihah. Lalu, diikuti tiga doa: ”Rodlitu billahi rabba…”, ”Wal takun minkum…”, dan ”Baldatun toyyibatun…”.

    Dua organisasi besar Islam di Indonesia itu sama-sama berumur 100 tahun. Lebih tua daripada Republik Indonesia.
    Bahkan, organisasi Islam lainnya, Al-Irsyad, juga sangat tua: didirikan tahun 1914. Di Surabaya Al-Irsyad memiliki rumah sakit baru yang sangat modern. Sedang Persatuan Islam (Persis) berdiri tahun 1923.

    Tentu Anda sudah tahu: NU dilahirkan di Surabaya. Di Jalan Bubutan. Inilah gerakan untuk menjaga ajaran ahlussunnah wal jamaah berdasar pendapat empat mazhab besar yang diakui di dunia Islam.

    Sedang Muhammadiyah awalnya adalah gerakan pemurnian ajaran Islam. Salah satu langkah pertamanya: membetulkan arah kiblat di Yogyakarta.

    Gerakan itu memberikan penilaian bahwa Masjid Agung Keraton Yogyakarta tidak menghadap kiblat yang benar. Tidak menghadap ke Makkah. Maka, gerakan itu membangun masjid kecil tidak jauh dari Masjid Keraton. Kiblatnya dibuat benar secara ilmiah: pakai teknologi penunjuk arah.

    Baca Juga:  Larangan Salat Iduladha di Masjid dan Lapangan, MUI Imbau Masyarakat Patuh

    Hasilnya: masjid kecil itu dihancurkan rakyat yang tidak mau disalahkan begitu saja. Saya mendapat cerita tersebut dari Dr Sulthon Amin, tokoh besar Muhammadiyah Jatim.

    Tentu Muhammadiyah juga melarang ziarah kubur, membaca kunut dalam salat Subuh, melakukan tahlilan, dan banyak lagi yang dianggap bid’ah (tidak diajarkan Nabi). Sedang di NU ada pendapat tidak semua bid’ah itu dlalalah. Ada bid’ah yang hasanah. Ada bid’ah baik.

    Kini perbedaan seperti itu tidak ada lagi. Kalaupun ada, tidak jadi persoalan. Yang NU sudah banyak yang salat pakai celana panjang. Yang Muhammadiyah sudah pakai sarung.

    Kini NU juga sudah sadar akan banyaknya aset organisasi yang masih atas nama perorangan. Di Muhammadiyah dulunya juga ada. Tapi, sekarang sudah tertib. Di NU gerakan menertibkan aset organisasi seperti itu masih jadi persoalan besar. Yang dihadapi adalah kiai-kiai di akar rumput.

    Ketua umum PBNU periode lalu, KH Said Aqil Siroj, sudah mulai melangkah. Sudah cukup jauh. Bahkan, sejak periode Said Aqil itu, semua perguruan tinggi yang dibangun NU sudah harus langsung atas nama organisasi. Sekarang sudah ada 27 universitas resmi NU. Yang sedang dibangun masih banyak. Termasuk yang sangat besar di Yogyakarta. Yang dibantu sepenuhnya oleh Presiden Jokowi. Setidaknya, kalau semua itu sudah selesai, NU punya 53 universitas.

    Di Kristen sebenarnya juga sama saja. Begitu banyak aset yang masih atas nama pendeta atau keluarga mereka. Saya kenal seorang aktivis gereja yang belakangan ini pekerjaannya keliling Indonesia: mengurus aset gereja yang masih di tangan perorangan. Di Kristen, sama: sulitnya juga bukan main. Makan hati. Makan perasaan. Belum tentu juga berhasil.

    Di Katolik tidak ada masalah seperti itu.

    Dalam hal aset, Muhammadiyah terlihat jauh lebih besar. Padahal, kalau semua lembaga pendidikan milik orang NU jadi aset NU, pastilah NU jauh lebih besar.

    Di Harlah Ke-100 NU ini kesadaran yang lebih baru seharusnya muncul: bagaimana menginjeksikan virus ”menjadi kaya itu juga mulia” tanpa kebal terhadap ”zuhud itu lebih dekat ke Pencipta”. Lihatlah: siapa ketua panitianya. (Dahlan Iskan)

    Berita Terkait

    kaya aset muhammadiyah NU Persis
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    Komentar Batalkan balasan

    dahlan iskan
    BERITA POPULER
    • Gagal Demo, Warga Dingin Audensi dengan Polres Kubar
      Gagal Demo, Warga Dingin Audensi dengan Polres Kubar
    • Viral Kehidupan Mewah Cindara, Netizen Membela
      Viral Kehidupan Mewah Cindara, Netizen Membela
    • Peresmian Wisata Kuliner, Ketua DPRD Singgung Penerangan Jembatan
      Peresmian Wisata Kuliner, Ketua DPRD Singgung Penerangan Jembatan
    • Ditinggal Pergi, Satu Rumah dan Motor Ludes Terbakar
      Ditinggal Pergi, Satu Rumah dan Motor Ludes Terbakar
    • H-1 Ramadhan Harga Beras di Balikpapan Naik Signifikan
      H-1 Ramadhan Harga Beras di Balikpapan Naik Signifikan
    • Legislator Balikpapan: Gencarkan Kelompok Wanita Tani
      Legislator Balikpapan: Gencarkan Kelompok Wanita Tani
    • P2L Diproyeksikan Jadi Ketahanan Pangan Keluarga
      P2L Diproyeksikan Jadi Ketahanan Pangan Keluarga
    • Reses Suwanto, Dorong Perubahan Kota Lewat Urban Farming
      Reses Suwanto, Dorong Perubahan Kota Lewat Urban Farming
    • Syukri Wahid Serap Keluhan Ojol Balikpapan
      Syukri Wahid Serap Keluhan Ojol Balikpapan
    • Tahun 2026 Pengajuan IUP Distop, Samarinda Bebas Zona Tambang
      Tahun 2026 Pengajuan IUP Distop, Samarinda Bebas Zona Tambang
    Komentar Terbaru
    • Obednego pada Pertamina Buka Peluang Bangun SPBN
    • Wisnu pada Haji Aseng 
    • Andi yunianto pada Tambang Ilegal di Tahura, Catut Nama Pangdam VI Mulawarman dan Kapolda Kaltim
    • Ipo pada Pailit Elit
    • Trino Junaidi pada Besok, 3 Ribu Masyarakat Adat Kutai Kembali Cat Jembatan Kartanegara Jadi Kuning Sakral

    Tentang Kami

    𝐍𝐨𝐦𝐨𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐊𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐢𝐬𝐧𝐢𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐬𝐩𝐢𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭. 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐚𝐣𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐝𝐮𝐭 𝐩𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐧𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐬𝐭𝐢𝐰𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐢𝐬𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚. 𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐠𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐃𝐢𝐬𝐰𝐚𝐲 𝐍𝐞𝐰𝐬 𝐍𝐞𝐭𝐰𝐨𝐫𝐤 (𝐃𝐍𝐍) 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐢𝐧𝐚 𝐃𝐚𝐡𝐥𝐚𝐧 𝐈𝐬𝐤𝐚𝐧.

    Hubungi Kami

    𝐁𝐀𝐋𝐈𝐊𝐏𝐀𝐏𝐀𝐍:
    𝐊𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐤𝐬 𝐌𝐚𝐩𝐩𝐥𝐞 𝐁𝐥𝐨𝐤 𝐀 𝟔 𝐁𝐨𝐫𝐧𝐞𝐨 𝐏𝐚𝐫𝐚𝐝𝐢𝐬𝐨, 𝐁𝐚𝐥𝐢𝐤𝐩𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐭𝐚𝐧.
    𝐓𝐞𝐥𝐞𝐩𝐨𝐧 :
    𝐊𝐚𝐧𝐭𝐨𝐫 : +𝟔𝟐 𝟓𝟒𝟐 𝟖𝟓𝟐𝟎𝟐𝟑𝟔 ;
    𝐑𝐞𝐝𝐚𝐤𝐬𝐢 : +𝟔𝟐𝟖𝟓𝟐-𝟐𝟖𝟏𝟏-𝟏𝟏𝟓𝟎 ;
    𝐈𝐤𝐥𝐚𝐧 : +𝟔𝟐𝟖𝟓𝟐-𝟓𝟎𝟖𝟖-𝟎𝟓𝟕𝟓

    𝐒𝐀𝐌𝐀𝐑𝐈𝐍𝐃𝐀:
    𝐉𝐥. 𝐆𝐚𝐭𝐨𝐭 𝐒𝐮𝐛𝐫𝐨𝐭𝐨 𝐆𝐠. 𝟏𝟒 𝐊𝐞𝐥. 𝐁𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫𝐚, 𝐊𝐞𝐜. 𝐒𝐮𝐧𝐠𝐚𝐢 𝐏𝐢𝐧𝐚𝐧𝐠, 𝐊𝐨𝐭𝐚 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐢𝐧𝐝𝐚.
    𝐈𝐤𝐥𝐚𝐧 : 𝟎𝟖𝟏𝟑𝟒𝟖𝟒𝟗𝟗𝟗𝟗𝟏

    𝐄𝐦𝐚𝐢𝐥 #𝟏: 𝐧𝐨𝐦𝐨𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮𝐤𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦[𝐚𝐭]𝐠𝐦𝐚𝐢𝐥[𝐝𝐨𝐭]𝐜𝐨𝐦
    𝐄𝐦𝐚𝐢𝐥 #𝟐: 𝐝𝐢𝐬𝐤𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦[𝐚𝐭]𝐠𝐦𝐚𝐢𝐥[𝐝𝐨𝐭]𝐜𝐨𝐦

    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS

    𝐍𝐨𝐦𝐨𝐫 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐊𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦 𝐭𝐞𝐫𝐯𝐞𝐫𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐃𝐞𝐰𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐬 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐍𝐨𝐦𝐨𝐫 𝟕𝟖𝟕/𝐃𝐏-𝐕𝐞𝐫𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢/𝐊/𝐈𝐗/𝟐𝟎𝟐𝟏

    Copyright © 2020 by NomorSatuKaltim.com 

    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact
    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?