Nomor Satu Kaltim
    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS
    Senin, 20 Maret 2023
    Breaking News :
    • Bisikan Partner
    • Catatan Dua Tahun Kepemimpinan Fahmi-Masitah
    • Bina Akhlak hingga Beri Kontribusi untuk Pembangunan Daerah
    • Cinta Cilaka
    • Viral Kehidupan Mewah Cindara, Netizen Membela
    • Target Investasi Kaltim Kembangkan Pertanian
    • Tingkatkan Ketahanan Pangan, Kementan Gandeng TNI
    • Tunggu Buldozer
    • Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Pembangunan Musala SD Muhammadiyah 2 Bontang
    • LSI: Elektabilitas Partai Islam Memburuk
    Nomor Satu Kaltim
    Twitter Facebook Instagram YouTube Telegram RSS
    Login
    • Utama
      • Lapsus
    • Metropolis
      • Balikpapan
      • Samarinda
    • Daerah
      • Kutim
      • Kukar
      • Kubar
      • Bontang
      • Penajam
      • Paser
      • Berau
      • Mahulu
      • Kaltara
    • Ekonomi
      • Perbankan
      • Pajak
      • SAHAM
      • Oil and Gas
    • Nasional
      • COVID-19
      • Politik
    • Disway
      • Catatan Dahlan Iskan
      • Catatan Rizal Effendi
      • Kolom Redaksi
    • Ragam
      • Olahraga
      • Podcast
        • Video Terbaru
        • LIVE
      • Feature
      • Opini
      • Cerita Rakyat
      • Hiburan & Gaya Hidup
      • Clearing Hoax
      • Resep
      • Index Berita
    • Advertorial
      • DPRD Kutai Timur
    • Network
      • Nomor Satu Utara
      • DI’s Way
    Nomor Satu Kaltim
    Home»Index Berita»Ekonomi»Dilema PPKM; di Antara Kesehatan dan Bisnis
    Ekonomi

    Dilema PPKM; di Antara Kesehatan dan Bisnis

    By DiswaySelasa, 24 Agustus 2021, 18:04 WITA5 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email
    ppkm
    TAMAN Salma Shofa sudah tak buka lebih dari sebulan atau selama pemberlakukan PPKM. Walau tak mendapat pemasukan, perawatan tetap perlu dilakukan. (IST)
    Bagikan
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    Di kepungan penyebaran virus corona yang kian tak terbendung. Pemerintah terpaksa mengorbankan banyak hal. Termasuk aspek ekonomi. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masayarakat (PPKM) adalah formula terjitu yang bisa dilakukan mereka. Walau efektivitasnya masih diperdebatkan.

    OLEH: AHMAD AGUS ARIFIN

    DEDI Nala Arungadalah seorang pengusaha kapal wisata di Tenggarong. Nama kapalnya, Queen Orca Houseboat. Tren moda transportasi sungai yang meningkat sedari tahun 2019, membuatnya tertarik terjun ke bisnis tersebut. Ia membuka rute dari Tenggarong, Kukar. Ke arah pedalaman; Kota Bangun, Muara Muntai, hingga kawasan Kutai Barat.

    Memulai usahanya pada Agustus 2020, Nala masih sempat merasakan manisnya bisnis pariwisata tersebut. Sedikitnya dalam sebulan, kapalnya menjalankan 3 permintaan perjalanan. Jika dipersentasekan, 50 persen adalah wisatawan lokal, 50 persennya lagi adalah pengunjung dari luar Kalimantan.

    Keberadaan kapal wisata ke area pedalaman Mahakam ini sekaligus terkoneksi dengan pengembangan wisata sungai dan danau di kawasan hulu. Sehingga klop sudah, berkesinambungan. Saling menguntungkan.

    Tapi trip rutin sebulan 3 kali itu hanya berlangsung selama 6 bulan saja. Setelahnya, di mana pemerintah sudah mulai melakukan pengetatan yang super duper ketat. Jumlah tripnya bukan hanya turun.

    “Dari Februari 2021 sampai sekarang (Agustus) kosong. Tidak ada trip sama sekali,” ungkap Nala.

    Sebabnya, sejak awal tahun itu, tingkat kekhawatiran masyarakat semakin tinggi. Ditambah regulasi pembatasan dari pemerintah. Cocok lah sudah. “Pertama faktor pengetatan, kedua memang adanya kebijakan orang luar Kaltim tidak boleh masuk,” lanjutnya.

    Dari pembatalan dari calon wisatawan, sampai kini sudah tak ada yang pesan lagi. Bisnis Nala jadi terancam kolaps dini. Lalu bagaimana pengusaha muda ini menanggapi soal PPKM yang nampaknya akan terus diperpanjang? Ia tak keberatan!

    Ya, Nala setuju-setuju saja pemerintah terus memberlakukan PPKM. Asal, dibarengi dengan solusi. Selain harus lebih serius dalam eksekusinya. Karena sejauh PPKM berjalan, nyaris tak banyak penindakan yang dilakukan pemerintah pada mereka yang ngeyel. Sehingga yang tadinya PPKM dimaksudkan untuk menekan jumlah penularan, jadi tak terlalu efektif.

    ppkm
    DEDI NALA ARUNG

    “Kalau secara regulasi harusnya ini efektif. Tapi lemahnya di eksekusi. Saya melihat di beberapa tempat tidak berlaku sesuai dengan kebijakannya,” ungkapnya.

    Baca Juga:  Berinovasi dengan Kain Batik Lukis

    Soal solusi, karena di dalam PPKM ada pembatasan ketat hingga larangan buka untuk jenis usaha tertentu. Nala mengharapkan ada bantuan yang diberikan pemerintah. Bukan sekadar paket sembako saja. Namun juga hajat-hajat penting lainnya. Yang terkorelasi dengan untung ruginya suatu usaha.

    “Seperti relaksasi pajak, subsidi jaminan tenaga kerja, hingga subsidi biaya air (PDAM). Hal-hal seperti itu sangat membantu pengusaha,” ujarnya.

    Intinya, pemerintah daerah harus tanggap dengan kondisi di daerahnya sendiri. Karena setiap daerah memiliki karakteristik dan persoalannya masing-masing. Tidak selalu sama dengan di Jakarta atau pun Pulau Jawa sana. Maka di antara PPKM yang sepertinya akan terus diberlakukan. Nala berharap pemerintah dalam hal ini Pemkab Kukar, sudi bertemu dengan para pengusaha. Paling tidak perwakilannya secara kelembagaan (Kadin).

    “Rembug, mencari solusi bersama. Karena kalau tidak ada kebijakan yang secara ekstrem dari pemerintah, ekonomi akan stagnan. Usaha akan banyak yang tutup. Ini bakal mengakibatkan dampak ekonomi yang lebih buruk lagi,” kata Nala.

    “Intinya saya setuju dengan adanya PPKM. Tapi perlu diingat, bukan hanya aspek kesehatan yang perlu diperhatikan. Tapi ekonomi masyarakat juga,” pungkasnya.

    Nol Pendapatan

    BERALIH ke Samarinda, salah satu destinasi wisata buatan, Taman Salma Shofa kini mulai harap-harap cemas. Karena sejak pertama kali PPKM diberlakukan. Dan Pemkot Samarinda meminta destinasi wisata tutup. Tempat rekreasi kolam renang yang terletak di Mugirejo itu tutup.

    Sadam Husin, pengelolanya bilang, bukan hanya Salma Shofa. Namun seluruh destinasi yang tergabung dalam Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Samarinda kompak tutup. Karena menuruti titah pemerintah. Dan dibarengi kesadaran akan perlunya mereka berperan dalam menurunkan kurva penularan COVID-19.

    Tapi sudah lebih satu bulan penutupan berlangsung. Hitung-hitungan mulai berlaku. Pasalnya, destinasi wisata merupakan salah satu bidang bisnis yang, tutup atau buka, harus tetap dirawat. Karena kalau dibiarkan begitu saja, akan mengalami kerusakan komponen yang membuat pengeluaran akan lebih bengkak lagi.

    Baca Juga:  Pelaku Pariwisata di Kaltim Butuh Kejelasan Pemerintah

    Jadi, kolam tetap dirawat, pekerjanya tetap bekerja sebagaimana mestinya. Sederhananya, operasional tetap jalan, sementara pendapatan, nol rupiah.

    “Selama Covid ini saja jumlah pengunjung turun hingga titik terendahnya di angka 95 persen. Kalau rata-ratanya, sih, kami cuma dapat tertinggi itu 20 persen dari masa sebelum pandemi. Kalau sekarang, ya tidak ada kunjungan sama sekali,” jelas Sadam.

    Meski pendapatan sedang seret, Sadam menilai PPKM tetap lah kebijakan paling jitu yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Setidaknya dari aspek kesehatan. Apalagi jika eksekusinya dilakukan dengan baik. Ia percaya jumlah penurunan kasusnya akan lebih signifikan.

    “Tapi kita lebih suka kalau ada subsidi, sih,” katanya.

    Sadam merasa kebijakan ekstrem dari pemerintah adalah pilihan yang seksi. Karena dari aspek ekonomi, PPKM yang tanpa kepastian ini akan membunuh harapan pengusaha. Ekstrem yang dimaksudnya adalah, jika tutup, ya sekalian semua tutup total. Fokus ke pemulihan kesehatannya dulu. Dengan catatan diterapkan dengan benar. Jangan ada pembiaran untuk mereka yang colongan membuka usaha.

    “Atau sekalian buka saja. Kembali seperti semula. Adakan pembatasan 50 persen pengunjung. Serta syarat harus menerapkan prokes yang ketat,” usulnya.

    Bicara soal kolaps, Sadam yakin destinasi yang dikelolanya masih bisa bertahan walau PPKM hingga akhir tahun. Namun bukan itu poinnya. Pemerintah tetap harus memperhatikan aspek ekonomi karena jika pun diperbolehkan buka kembali. Unit usaha, terutama destinasi wisata, perlu waktu berbulan-bulan lagi untuk pemulihan.

    “Kalau boleh buka pun belum tentu ada yang datang, loh. Kami harus promosi ulang lagi segala macam. Ini yang harus diperhatikan,” ucapnya.

    Pada dasarnya, iklim usaha di Kaltim khususnya. Di mana daerah ini menjadi previlensi nomor dua setelah DKI Jakarta, harus lah menjadi titik perhatian. Vaksinasi harus dikebut untuk mencapai heard imunity. Lalu selanjutnya, kebijakan apa yang ramah untuk pengusaha lokal, namun tetap  dalam jalur tepat untuk membantu iklim usaha tumbuh. Karena kalau menunggu pandemi kelar, sampai kapan? Ava

    Berita Terkait

    bisnis Kapal Wisata Tenggarong Pariwisata ppkm Queen Orca Houseboat Taman Salma Shofa
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email

    Komentar Batalkan balasan

    dahlan iskan
    BERITA POPULER
    • Viral Kehidupan Mewah Cindara, Netizen Membela
      Viral Kehidupan Mewah Cindara, Netizen Membela
    • Bina Akhlak hingga Beri Kontribusi untuk Pembangunan Daerah
      Bina Akhlak hingga Beri Kontribusi untuk Pembangunan Daerah
    • Dewan Ingatkan soal Ganti Rugi Lahan Embung Aji Raden
      Dewan Ingatkan soal Ganti Rugi Lahan Embung Aji Raden
    • Parlemen Balikpapan Ingatkan soal Ketahanan Pangan
      Parlemen Balikpapan Ingatkan soal Ketahanan Pangan
    • Legilslator Balikpapan Khawatir Stunting Ancam Generasi
      Legilslator Balikpapan Khawatir Stunting Ancam Generasi
    • Parlemen Apresiasi Masyarakat Bantu Ketahanan Pangan
      Parlemen Apresiasi Masyarakat Bantu Ketahanan Pangan
    • Soal Lahan, Warga Telaga Sari Minta Bantuan Parlemen
      Soal Lahan, Warga Telaga Sari Minta Bantuan Parlemen
    • Paripurna HUT ke-126, Kota Minyak Songsong IKN
      Paripurna HUT ke-126, Kota Minyak Songsong IKN
    • Suwanto Peringatkan Pemkot untuk Perhatikan Pertanian
      Suwanto Peringatkan Pemkot untuk Perhatikan Pertanian
    • Catatan Dua Tahun Kepemimpinan Fahmi-Masitah
      Catatan Dua Tahun Kepemimpinan Fahmi-Masitah
    Komentar Terbaru
    • Obednego pada Pertamina Buka Peluang Bangun SPBN
    • Wisnu pada Haji Aseng 
    • Andi yunianto pada Tambang Ilegal di Tahura, Catut Nama Pangdam VI Mulawarman dan Kapolda Kaltim
    • Ipo pada Pailit Elit
    • Trino Junaidi pada Besok, 3 Ribu Masyarakat Adat Kutai Kembali Cat Jembatan Kartanegara Jadi Kuning Sakral

    Tentang Kami

    𝐍𝐨𝐦𝐨𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐊𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐢𝐬𝐧𝐢𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐬𝐩𝐢𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭. 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐚𝐣𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐝𝐮𝐭 𝐩𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐧𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐬𝐭𝐢𝐰𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐢𝐬𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚. 𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐠𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐃𝐢𝐬𝐰𝐚𝐲 𝐍𝐞𝐰𝐬 𝐍𝐞𝐭𝐰𝐨𝐫𝐤 (𝐃𝐍𝐍) 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐢𝐧𝐚 𝐃𝐚𝐡𝐥𝐚𝐧 𝐈𝐬𝐤𝐚𝐧.

    Hubungi Kami

    𝐁𝐀𝐋𝐈𝐊𝐏𝐀𝐏𝐀𝐍:
    𝐊𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐤𝐬 𝐌𝐚𝐩𝐩𝐥𝐞 𝐁𝐥𝐨𝐤 𝐀 𝟔 𝐁𝐨𝐫𝐧𝐞𝐨 𝐏𝐚𝐫𝐚𝐝𝐢𝐬𝐨, 𝐁𝐚𝐥𝐢𝐤𝐩𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐭𝐚𝐧.
    𝐓𝐞𝐥𝐞𝐩𝐨𝐧 :
    𝐊𝐚𝐧𝐭𝐨𝐫 : +𝟔𝟐 𝟓𝟒𝟐 𝟖𝟓𝟐𝟎𝟐𝟑𝟔 ;
    𝐑𝐞𝐝𝐚𝐤𝐬𝐢 : +𝟔𝟐𝟖𝟓𝟐-𝟐𝟖𝟏𝟏-𝟏𝟏𝟓𝟎 ;
    𝐈𝐤𝐥𝐚𝐧 : +𝟔𝟐𝟖𝟓𝟐-𝟓𝟎𝟖𝟖-𝟎𝟓𝟕𝟓

    𝐒𝐀𝐌𝐀𝐑𝐈𝐍𝐃𝐀:
    𝐉𝐥. 𝐆𝐚𝐭𝐨𝐭 𝐒𝐮𝐛𝐫𝐨𝐭𝐨 𝐆𝐠. 𝟏𝟒 𝐊𝐞𝐥. 𝐁𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫𝐚, 𝐊𝐞𝐜. 𝐒𝐮𝐧𝐠𝐚𝐢 𝐏𝐢𝐧𝐚𝐧𝐠, 𝐊𝐨𝐭𝐚 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐢𝐧𝐝𝐚.
    𝐈𝐤𝐥𝐚𝐧 : 𝟎𝟖𝟏𝟑𝟒𝟖𝟒𝟗𝟗𝟗𝟗𝟏

    𝐄𝐦𝐚𝐢𝐥 #𝟏: 𝐧𝐨𝐦𝐨𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮𝐤𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦[𝐚𝐭]𝐠𝐦𝐚𝐢𝐥[𝐝𝐨𝐭]𝐜𝐨𝐦
    𝐄𝐦𝐚𝐢𝐥 #𝟐: 𝐝𝐢𝐬𝐤𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦[𝐚𝐭]𝐠𝐦𝐚𝐢𝐥[𝐝𝐨𝐭]𝐜𝐨𝐦

    Facebook Twitter Instagram YouTube Telegram RSS

    𝐍𝐨𝐦𝐨𝐫 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐊𝐚𝐥𝐭𝐢𝐦 𝐭𝐞𝐫𝐯𝐞𝐫𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐃𝐞𝐰𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐬 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐍𝐨𝐦𝐨𝐫 𝟕𝟖𝟕/𝐃𝐏-𝐕𝐞𝐫𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢/𝐊/𝐈𝐗/𝟐𝟎𝟐𝟏

    Copyright © 2020 by NomorSatuKaltim.com 

    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact
    • Tentang
    • Redaksi
    • Privasi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Pemberitaan Ramah Anak
    • E-Paper
    • Iklan
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?
     

    Memuat Komentar...